MATARAM – Komunitas Pemuda Yang Peduli Sampah (DDOROCARE) melaksanakan bersih-bersih pantai (Berantai) di Pantai Gading dan Pantai Loang Baloq, Mataram. Mereka melakukan uji coba aplikasi brand audit sampah berbasis android, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Dimana, pembuatan aplikasi brand audit sampah yang diinisiasi oleh DDOROCARE ini bertujuan untuk memudahkan para pegiat lingkungan secara individu atau komunitas dalam memetakan brand apa saja yang mencemari destinasi wisata di Pulau Lombok.
Disampaikan Co. Founder dan Direktur Eksekutif DDOROCARE, Muhamad Wahyu Rosadi mengatakan bahwa aplikasi ini pertama kali diuji coba bertepatan dengan peringatan Hari Santri 2022, dengan harapan semangat santri dalam menjaga kemerdekaan Indonesia bisa tertular juga untuk menjaga destinasi wisata agar merdeka dari sampah.
Dijelaskannya, aplikasi ini dibuat dengan konsep yang mirip seperti proses belanja di minimarket. Barcode yang ada di sampahnya tinggal di scan, nanti akan muncul merk dan produsen yang menyumbang sampah. Di dua titik tersebut, mereka berhasil mengumpulkan data sebanyak 187 perusahaan yang mempunyai ‘dosa’ karena mencemari destinasi wisata pulau Lombok dengan sampah yang mereka hasilkan.
“Kedepannya, kami akan meminta pertanggungjawaban dari para perusahaan tersebut,” tegasnya dalam rilis resminya.
Disampaikannya, aplikasi ini merupakan salah satu karya yang dihasilkan oleh 25 mahasiswa Magang Kampus Merdeka Kemendikbud yang berasal dari 22 perguruan tinggi se-Indonesia yang sedang melaksanakan program magang di DDOROCARE selama 1 semester.
Ketua pelaksana kegiatan BERANTAI, Mutmainnah mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan di 10 destinasi wisata di Pulau Lombok untuk memetakan jenis timbulan sampah di destinasi, memetakan produsen sampah terbesar, melakukan edukasi ke wisatawan, serta penandatanganan petisi untuk bersama-sama mewujudkan wisata yang minim sampah.
Mutmainnah menambahkan, setelah selesai kegiatan BERANTAI ini akan ada policy brief tentang pengelolaan sampah yang tepat di destinasi wisata untuk mewujudkan wisata yang minim sampah, Focus Group Discussion dengan semua stakeholders terkait, dan advokasi ke produsen penghasil sampah terbanyak untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan.(ais)