LOMBOK – Embung Bidadari di Dusun Jembe Barat Desa Saba, Kecamatan Janapria Lombok Tengah sepi pengunjung. Tidak seperti 4 bulan lalu ramai dikunjungi masyarakat. Mereka yakin dengan mandi di embung ini bisa sembuh dari segala macam penyakit.
Bukan hanya masyarakat Lombok bahkan Pulau Sumbawa yang datang ke lokasi ini. Masyarakat dari daerah Bali juga datang.
Pemilik embung, Kamiludin mengatakan dulu Embung Bidadari ini ramai dikunjungi selama 4 bulan. “Saat ini yang datang cuma satu dua orang,” ungkapnya kepada jurnalis Koranlombok.id, Kamis (1/12).
Kamiludin menyampaikan embung miliknya ini bebas didatangi oleh siapapun dan kapan saja. Bahkan pernah datang warga asal Kalimantan. Menurutnya, banyak pengunjung datang disebabkan gara-gara sempat viral keberadaan embung ini di media sosial. Belum lagi cerita mulut ke mulut.
“Kemarin dari fenomena itu masyarakat punya persepsi masing-masing, sehingga bagi yang percaya banyak yang mencoba dan banyak yang berhasil dan saksikan manfaatnya,’’ tuturnya.
Disinggung temuan kandungan bakteri e.coli dari Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Kamiludin mengatakan air embung tersebut memang bukan untuk dikonsumsi hanya bisa digunakan untuk mandi.
“Kalau sekadar untuk mandi, embung seperti ini dari kecil kita biasa untuk mandi di sana dulu,” tegasnya.
Sareat salah satu warga setempat mengakui warga yang pernah mandi di embung ini, beberapa orang yang mengalami lumpuh dan bisu kembali normal atas izin Allah.
“Sekarang masih ada saja yang yakin datang berobat,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Desa Saba, Saprudin mengatakan Embung Bidadari terlalu jauh jika merencanakan sebagai tempat wisata, sebab ini merupakan aset pribadi dan berada di tengah area persawahan produktif.
“Kita hanya mengawasi saja, dari segi keamanan, ketertiban sekadar itu saja,” katanya.
Selain itu, fenomena Embung Bidadari merupakan hal yang sifatnya tidak menentu dan dengan sendirinya akan hilang seiring bagaimana minat masyarakat mengunjunginya.
“Berangsur-angsur tempat itu sepi, yang datang kan dari masyarakat luar bukan dari masyarakat sekitar, ” tutupnya.
Dikatakan kades, muncul fenomena di Embung Bidadari ini sempat menjadi pro dan kontra dikalangan tokoh agama setempat. Namun pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk merespons tanggapan masyarakat tersebut.(nis)