LOMBOK – Oknum petugas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya diduga menolak seorang wanita dalam kondisi hamil besar asal Desa Kabul, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, Sabtu pagi tadi. Wanita itu, Nurbakiah yang datang ke rumah sakit bersama suami Tahar dan keluarga. Nurbakiah diketahui peserta BPJS Kesehatan.
“Kami sangat menyayangkan sekali sikap pihak Rumah Sakkit Praya,” ungkap paman pasien, Habibul Adnan saat dihubungi jurnalis Koranlombok.id, Sabtu siang.
Dibeberkan kronologis kejadian, Sabtu pagi sekitar pukul 10.00 Wita Tahar membawa istrinya ke Puskesmas Batujangkih. Di sana, ia meminta surat rujukan bisa ke RSUD Praya. Sampai di RSUD Praya sekitar pukul 10.45 wita, petugas di rumah sakit mengaku jika pelayanan tutup. Namun ia tidak mengetahui pasti apakah pelayanan tutup untuk peserta BPJS Kesehatan atau memang pelayanan tutup semua.
“Ini kami tidak pahami, ponakan ini kan suaminya tidak bisa bicara. Pernah sekolah cuma tidak bisa ngomong,” ungkapnya.
Selain itu pihak RSUD juga menyarankan untuk bisa kembali ke rumah sakit Hari Senin. Sementara kalau melihat kondisi keponakan ini, air ketuban sudah berkurang dan sesuai jadwal tanggal 6 Desember ini dilakukan persalinan.
“Karena ada keluarga yang paham soal ini, diarahkan ke Klinik Bumi Bunda. Sekarang sudah diinfus di klinik,” bebernya.
Bahkan informasi yang dia terima via telpon tadi, kemungkinan akan dilakukan operasi mala mini atau besok.
“Kenapa pihak RSUD tidak ambil tindakan seperti di klinik ini, apa gara-gara ponakan saya ini pasien BPJS ya?” tanyanya.
“Kami atas nama keluarga menyayangkan sekali ya. Kalau di klinik memang tidak pakai BPJS,” sambung dia.
Sementara itu, Kabid Keperawatan RSUD Praya, HL. Erpan yang dikonfirmasi membantah menolak pasien BPJS Kesehatan dalam kondisi hamil besar. Dia menegaskan, itu merupakan pasien rujukan.
“Jadi belum ada tanda-tanda melahirkan. Makanya diminta balik Hari Senin,” tegasnya kepada jurnalis Koranlombok.id via ponsel, Sabtu siang.
Dari hasil pemeriksaan petugas di RSUD Praya, Erpan mengaku kondisi pasien air ketuban belum pecah, darah belum ada keluar. “Intinya belum ada tanda-tanda akan melahirkan,” jelasnya tegas.(ken/nis)