LOMBOK – Aktivis Perempuan Lombok Tengah, Arya Ningrum mengatakan pihak RSUD Praya tidak boleh alergi kritikan. Apalagi di tengah maraknya persoalan yang muncul di rumah sakit plat merah ini.
Misalnya, dugaan pembohongan dilakukan oknum pihak RSUD Praya kepada tim Ombudsman NTB saat investigasi dan kepada masyarakat luas. Sebelumnya disampaikan jika CCTV ruang IGD RSUD Praya rusak bulan Oktober 2022 saat kejadian balita 4 bulan Lailan meninggal dunia karena diduga tidak diberikan pertolongan.
“Saya sangat menyayangkan karena tidak sekali dua kebohongan-kebohongan yang dilakukan RSUD, ketika masyarakat mengkritisi tentang pelayanan kesehatan sepertinya mereka menolak,” tegas Ningrum kepada jurnalis koranlombok.id, Kamis kemarin.
Ningrum meminta RSUD Praya harus berbenah dengan menerima kritik dan saran dari masyarakat secara lapang dada, karena sebagai pihak penyedia pelayanan kesehatan harusnya melayani tanpa harus melihat status sosial dan ekonomi pasien.
“Itu aset negara diperuntukkan untuk melayani kesehatan masyarakat tanpa harus memandang posisi masyarakat, ” tegas salah satu pentolan Silaturahmi Untuk Advokasi Rakyat dan Kemanusiaan (SUAKA) itu.
Dia berharap pemerintah daerah Lombok Tengah memperhatikan mengenai para pekerja medis yang menyalahi aturan dan tak memaksimalkan pelayanan kesehatan masyarakat, karena hal tersebut telah berulang kali terjadi.
“Ada oknum yang tidak patuh aturan pindah dan mutasi jaoq-jaoq ndek araq manfaat (mutasi jauh-jauh karena tidak ada manfaat),” sentilnya.(nis)