LOMBOK – Penolakan pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani terus bermunculan di NTB. Kali ini datang dari puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Rinjani Bergerak, mereka melakukan aksi kampanye penolakan kereta gantung di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), pada momen CFD Udayana Kota Mataram, Minggu pagi (8/2/2023).
Koordinator kampanye penolakan kereta gantung Rian Saputra mengatakan, stop eksploitasi hutan Gunung Rinjani.
“Tuntutan kita cuman satu stop eksploitasi rinjani, dan sikap kami di aliansi menolak pembangunan kereta gantung,” tegas Rian kepada jurnalis Koranlombok.id.
Massa aksi kampanye penolakan terhadap pembangunan kereta gantung ini menyayangkan sikap pemerintah NTB yang terkesan tergesa-gesa dalam pembangunan. Pemerintah dinilai mengesampingkan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
“Ini yang kami sayangkan. Padahal fungsi AMDAL ini sangat penting dalam segi pembangunan skala besar,” tegasnya.
Disebutkannya, dengan belum adanya AMDAL mereka pun meragukan beberapa statement yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi NTB. Apalagi pernah disampaikan langsung orang nomor satu di NTB Gubernur Zulkifliemansyah. Gubernur pernah menyampaikan, pembangunan kereta gantung tidak akan merusak lingkungan. Mereka kemudian mempertanyakan tentang keilmiahhan stetment itu terkait pembangunan mega proyek ini.
“Bagaimana mana mungkin bahwa pembangunan kereta gantung ini tidak akan merusak lingkungan, sedangkan analisis pembangunannya saja belum jadi,” katanya.
Rian berharap agar pembangunan itu tidak terjadi, dari hasil kajian yang mereka lakukan dengan adanya pembangunan itu akan memberikan dampak pada lingkungan yang besar. Dari pembangunan ini, dikhawatirkan akan memberikan efek terhadap sumber mata air dan ekosistem lainya yang ada di hutan Gunung Rinjani.
“Harapan kami pembangunan kereta gantung ini tidak terjadi,” harapnya.(rif)
Biarkan Rinjani asri tanpa bangunan, biarkan Peluh mendaki sebagai ganjaran akan keindahannya.