LOMBOK – Pada tahun 2023 Nusa Tenggara Barat (NTB) akan kembali dipercaya sebagai tuan rumah perhelatan MXGP atau balapan motocross paling elit di dunia dengan dua seri sekaligus. Untuk dua seri ini, seri ke 12 akan berlangsung di Rocket Motor Circuit Samota, Sumbawa tanggal 26 Juni dan seri ke 13 akan dilaksanakan di Pulau Lombok, 2 Juli 2023.
Diketahui, dua seri ini sudah memiliki MoU antara Samota Endro Gemilang perusahaan swasta di daerah yang menyelenggarakan MXGP sebagai promotor dengan PT Infront.
Komandan Lapangan MXGP, Ridwansyah menyampaikan sejauh ini belum ditentukan dimana akan berlangsungnya seri ke 13 MXGP.
Kadis PUPR NTB ini menuturkan, untuk memfasilitasi pembangunan infrastruktur sirkuit masih dicarikan lahan serta mengatur tekhnis sesuai dengan standar. Sejauh, ada tiga lokasi namun belum ditentukan.
“Untuk pilihan di Lombok, ada Sirkuit Lantan Lombok Tengah, eks Bandara Selaparang Mataram dan yang diusulkan oleh IMI di Tohpati, Selagalas,” beber Ridwansyah kepada jurnalis Koranlombok.id, Rabu siang (11/1/2023).
Dijelaskannya, dimanapun MXGP itu diselenggarakanyang menentukan adalah master track yang memiliki otoritas. Menunggu seorang desainer yang menentukan ini lokasi yang memenuhi syarat yaitu sisi aksesibilitas, luas lahan, panjang treknya dan keamanannya, maupun sisi kemudahan.
“Kita masih menunggu, mereka akan datang melihat ketiga lokasi ini,” bebernya.
Ridwansyah menjelaskan, sembari menunggu tim dari Infront datang pihaknya sebagai fasilitator sedang mengkaji apa plus minus dari ketiga lokasi ini. Untuk Lantan, tanahnya sudah ada sirkuit, tinggal dirapikan. Namun minusnya mungkin aksesnya jauh dari hotel, lapangan parkirnya juga jalan masuknya mungkin tidak terlalu lebar.
Tapi dukungan pemerintah kabupaten luar biasa menginginkan Lantan jadi lokasi tuan rumah. Tempat itu juga sering dilakukan kejuaraan.
Begi juga di Kota Mataram, luar biasa pas keluar langsung hotel memudahkan orang datang nonton dan lapangan parkir luas lahannya sudah siap tapi pasti ada persoalan lain juga.
Persoalan lain di Mataram kata Ridwansyah, yaitu karena bandara yang masih difungsikan sebagai take off dan landing pesawat, tentu ada kendala-kendala kalau mau menggali, menebang dan memotong yang berefek pada kos.
“Kerena disitu bukan sirkuit, bukan arena itu lapangan terbang kan harus kita buat membawa tanah dari luar memadatkan. Berapa ribu truk harus kita bawa kesitu sementara kita tidak bisa menggali kabel yang ditanam sistem standar keamanan bandara setelah dibangun tanahnya diangkut keluar lagi,” jelasnya.
Sementara itu, lokasi ketiga yang ditawarkan luas lahannya dinilai mencukupi dan bisa dilakukan penggalian dan penimbunan untuk sirkuit serta akses yang tidak jauh dari kita Mataram, namun masih tetap menunggu keputusan dari tim Infront baru bisa mendesain akses pendukung seperti listrik dan akses internet.(rif)
Response (1)