LOMBOK – Sejumlah pekerja proyek penataan wisata Danau Biru di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah mengancam akan membongkar sejumlah material proyek pembangunan. Pasalnya, sampai dengan sekarang upah mereka belum tuntas dibayar pihak kontraktor. Sementara kontraktor kerja tuntas November 2022 lalu.
Seorang pekerja, Najamuddin mengaku dirinya bersama enam orang lainnya baru menerima Rp 5 juta upah dari total Rp 12,5 juta.”Tinggal sisanya Rp 7 juta, kami kemarin datang ke rumah kontraktor di daerah Jempong, kontraktornya janji akan dibayar Rabu 2 Februari,” tegas kepada wartawan, pekan kemarin.
Najam dan pekerja lain berencana akan melaporkan kontraktor ke pihak terkait sebelum launching wisata Danau Biru, jika urusan upah belum selesai juga.
“Kita kemarin sudah diskusi dengan teman-teman disini kalau tidak dibayar, kami akan bongkar apa yang bisa jadi uang,” ungkapnya.
Dibeberkannya, ia dan enam pekerja lainnya mengerjakan paket pembangunan keseluruhan booth walk di wisata Danau Biru mulai dari pengecatan, pernis, mengelas rangka besi, hingga memasang mur dan baut pada lantai kayu fasilitas tersebut.
Selain Najamuddin dan enam orang lainnya, ada pekerja lain yang mengerjakan pengelasan belum dibayarkan upahnya oleh kontraktor. “Kami kerja sekitar 2 bulan dan itu belum dibayar, ” pungkasnya.
Sementara pihak rekanan belum bisa dikonfirmas ini ditayangkan.
Diketahui, pembangunan fasilitas di wisata Danau Biru diduga pembangunan tidak sesuai spesifikasi pada proyek dan menelan anggaran Rp 7,2 miliar tahun 2022.
Kepala Desa Karang Sidemen, Yudha Praya Cindrabudi menegaskan, pembangunan ini masih menjadi tanggungjawab pihak kontraktor untuk memperbaiki sebelum diserahkan kepada pemerintah.
“Kerusakan ini benar karena kurangnya kualitas material yang digunakan. Belum ada pemeriksaan dari BPK dan serah terima,” ungkap Yuda kepada jurnalis koranlombok.id, Selasa (24/1/2023).
“Jelas sebelum serah terima kami tidak akan berbuat apa-apa dulu untuk memperbaiki, kalau kami yang perbaiki enak di-kontraktor nanti. Mereka kerja sembarangan, banyak nyari untung, kami yang nambal kekurangan mereka,” sambungnya.
Dibeberkan Kades, pembangunan dilakukan sejak Juli 2022. Sementara ada 14 jenis pekerjaan yang dikerjakan ppihak rekanan, sedangkan target pembangunan tuntas November 2022. Untuk fasilitas yang dibangun, tempat parkir, musala, toilet, tempat kuliner, tempat oleh-oleh, gazebo, spot selfi mendara pandang, warung dan jalan dalam kawasan danau biru.
“Sumber dana pembangunan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pariwisata senilai Rp 7,2 milliar,” bebernya.
Sayangnya, kades tidak menyebutkan nama kontraktor yang mengerjakan proyek ini. Apalagi diketahui perusahaan yang mengerjakan, pihak yang memenangkan tender di Dinas Pariwisata.
“Nama perusahaan saya juga kurang tahu karena itu ada di Pemda, tidak ada ikut campur dari pemerintah desa,” katanya.
Sementara itu, untuk kapan jadwal pemeriksaan oleh BPK dan serah terima dari kontraktor ke pihak pemerintah, kades masih menunggu informasi dari Dinas Pariwisata Lombok Tengah.
“Rencananya nanti pak bupati sendiri yang akan meresmikan,” pungkasnya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada yang bisa dikonfirmasi pihak kontraktor. Demikian juga Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, H. Lendek Jayadi.(nis)