LOMBOK – Tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba plafon ruangan ICU lantai 2 RSUD Praya roboh. Peristiwa ini terjadi Sabtu (11/2/2023) sekitar pukul 03.00 Wita dinihari. Akibatnya, pasien dan keluarga yang berjaga teriak histeris.
“Saya kaget karena tiba-tiba ada suara retakan yang tidak lama kemudian plafon langsung roboh, kami yang ada di ruangan ini shock dan teriak sejadi-jadinya,” ungkap Ahyar keluarga pasien yang ada di lokasi kejadian kepada jurnalis Koranlombok.id, Sabtu (11/2/2023).
Saksi mata ini mengaku, awalnya dia beranggapan ada gempa. Mereka pun semua panik saat kejadian. Apalagi kejadian itu dinihari.
“Kita semua sedang tidur, suaranya begitu besar,” cerita Ahyar anak dari pasien atas nama H. Mursid warga Desa Darmaji, Kecamatan Kopang ini.
Keluarga pasien lainnya yang juga saksi mata, Baiq Sriatun warga Dusun Marung Desa Bunut Baok mengatakan hal serupa. “Saya kira gempa mangkanya saya teriak, bagaimana tidak karena serpihan plafon ini berjatuhan di depan saya. Ya allah,” tutur Sriatun.
Sementara itu, Direktur RSUD Praya Mamang Bagiansyah membenarkan kejadian ini. Namun dipastikan tidak ada korban atas kejadian itu.
“Alhamdulillah peristiwa semalam itu disebut dis cedera dari kejadia tidak diharapkan,” kata Dokter Mamang kepada jurnalis Koranlombok.id.
Dalam peristiwa ini, Mamang tidak bisa menjawab siapa yang akan bertanggungjawab atas kerusakan plafon yang baru-baru ini selesai dibangun. Namun pihaknya selaku penerima dampak sudah lama diidentifikasi, bukan saja pada ruangan ICU melainkan ruangan lainnya. Baik struktur dan instalasi bangunannya menurut dia tidak sempurna.
“Bisa kita lihat dari kualitas plafon yang lembab sehingga membuat runtuh, ini akibat tidak sempurnanya sistem pengerjaan. Belum lagi AC centra dan sebagainya,” sebutnya.
Menindaklanjuti persoalan ini, dokter Mamang akan konsultasi dengan pihak yang mengerti teknis terkait apa penyebab dari kerusakan. Selama ini, pihaknya seperti pemadam kebakaran bila ada api langsung dipadamkan tanpa harus mencari akar masalahnya.
“Kapasitas kami untuk memperbaiki sampai akar masalah, bangunan ini bukan tanggung jawab kontraktor karena sudah serah terima, kami ngak tau dulu seperti apa prosesnya yang jelas kami temukan banyak sekali permasalahan terkait itu. Baik di instalasi Poli maupun IGD sangat tidak sesuai ketika kami menanyakan kepada orang yang ahli,” terangnya.
Kedepan, pihaknya menegaskan terkait biaya maintenen ini, akan menjadi pelajaran besar bagi piihak RSUD Praya jika membangun fisik kembali. Sementara untuk para pelaksana, pengawas, perencana agar lebih teliti terkait kualitas pembangunan.(s)