LOMBOK – Pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Tunas Bersatu Prapen, Kecamatan Praya mewarning Pemkab Lombok Tengah. Pemkab diingatkan untuk segera memindah gudang truk sampah milik Pemkab yang lokasi tidak jauh dari kantor lurah. Pasalnya, sejak lama warga dan pemuda selalu menyuarakan ini. Tapi Pemkab tutup mata.
“Ini kami kembali ingatkan pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup, kalau tidak segera kami yang akan pindahkan semuanya dengan cara kami,” tegas Ketua Karang Taruna Prapen, M. Nasihi kepada jurnalis Koranlombok.id, Kamis (16/2/2023).
Nasihi menegaskan, pihaknya memberikan waktu paling lama 1 minggu untuk dipindah, jika tidak warga dan pemuda akan aksi bahkan memblokir jalur menuju gudangitu agar truk sampah pemerintah tidak masuk lagi.
“Coba turun ke sini Pak Bupati atau pejabat itu, melintas di depan gudang ini saja, masyaallah baunya menyengat sekali,” tuturnya.
Ditegaskan Nasihi, sebenarnya gudang ini bukan diperuntukan untuk tempat transit sampah. Atau gudang tempat truk sampah. Ini dulunya dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan anggaran 1 miliar lebih, sebagai lokasi atau gudang pengelolaan limbah eceng gondok.
“Ini sudah jelas salah pemanfaatan, sekarang kami mau menempati gudang ini seperti sebelumnya. Kami mau jadikan sekretariat dan rumah sanggar,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Nasihi meminta Pemkab untuk segera mungkin memindah truk pengangkut sampah ke lokasi yang lain. Dia melihat begitu banyak lahan pemkab yang kosong, termasuk gedung tak dimanfaatkan.
“Itu bisa juga dipakai eks Aerotel Praya, itu lebih luas. Saya rasa itu lebih cocok,” katanya.
“Jadi sekali lagi sudah cukup lama warga di sini mengeluh, sekarang kami ingatkan pemda lagi,” sambungnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lombok Tengah Supardiono yang dikonfirmasi bungkam. Dia tidak pernah sama sekali mau merespons ketika ditanyak soal apapun. Baik via telpon bahkan dicari di kantor memilih menghindar dari media.
Informasi yang diterima, Kadis satu ini sejak lama mengundurkan diri. Entah apa yang menyebabkan lahan basah ini tiba-tiba dia mau tinggalkan. Konon gara-gara proyek septic tank yang diduga ditunggangi banyak kepentingan, banyak mengaku utusan Bupati dan Wabup.(red)