Kades Jangan jadi “Raja Kecil”, Camat Janapria Berang

oleh -1202 Dilihat
FOTO RINDOT JURNALIS KORANLOMBOK.ID Camat Janapria, Syamsul Rijal, Anggota DPRD Loteng HL. Kelan dan pihak terkait lain saat di acara Pra Musrenbang dan Musrenbang, Selasa (28/2/2023).

LOMBOK – Camat Janapria, Syamsul Rijal marah besar kepada kepala desa (Kades) yang tidak hadir di acara Pra Musrenbang dan Musrenbang yang berlangsung di Aula Kantor Camat Janapria, Selasa (28/2/2023).

“Kecamatan memang tidak menaungi Kades, tapi perlu diketahui camat punya peran penting dalam rekomendasi penganggaran, nyawa APBDes itu di kantor camat bukan di kabupaten, ingat itu,” katanya tegas di hadapan peserta Pra Musrenbang.

Disampaikan camat, semestinya semua Kades harus hadir dalam acara ini karena sangat penting demi pembangun desa dalam membawa aspirasi masyarakat. Disebutkan camat, dari 16 di Kecamatan Janapria baru ada enam desa yang hadir di acara penting itu.

Baca Juga  Kanwil Kemenkumham NTB Teken Zona Integrasi WBK, Ombudsman Siap Berkolaborasi

“Begitu pentingnya agenda kita ini,sampai anggota dewan pun hadiri acara ini. Hidup matinya anggaran desa itu tergantung camat, tegasnya lagi.

“Perencanaan pembangunan ini bukan pekerjaan sia-sia, rasanya kok tidak enak, 10 kades yang lain mana,” tanyanya dengan nada marah.

 

Di tempat yang sama, Anggota DPRD Lombok Tengah HL. Kelan dari Fraksi Golkar yang hadir juga kecewa. Dia merupakan bagian dari institusi dan lembaga monitoring pemerintah sangat menyayangkan hal ini.

Baca Juga  Dewan Rancang Perda Pengelolaan Sampah jadi Sumber PAD

“Kami punya hak, memanggil dan mendrop anggaran yang ada di desa kalau desa tidak menghormati pemerintah,” tegasnya.

Menurut Kelan, terlalu banyak di Kecamatan Janapria ini ‘Raja Raja Kecil’ yang menggunakan menejemen tukang sate. Untuk itu kepada pemerintah kecamatan dan Bapeda mohon agar ini menjadi atensi bersama. Katanya, bila perlu perencanaan ini dipending karena bagaimana pun kepala daerah, camat membuat perencanaan tapi tidak masuk dalam evaluasi dewan tidak akan pernah menjadi sebuah anggaran yang pasti.

Baca Juga  Pentingnya 10 Hak Anak untuk Generasi Emas

“Terus terang saja, walaupun kami jarang ketemu sama kepala desa, daun kering yang jatuh saja dewan pasti dikasih tau sama masyarakat. Apalagi tingkah laku bapak kepala desa yang baik itu sudah kami rekam semua, apalagi yang tidak baik,” sindirnya.(s/red)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Memberikan informasi Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.