Jelang Ramadan, Kadis Pertanian Loteng Pastikan Stok Daging Aman

oleh
FOTO ANIS JURNALIS KORANLOMBOK.ID Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah / Taufikurrahman

LOMBOK – Jelang masuknya bulan Suci Ramadan Maret 2023. Dinas Pertanian Lombok Tengah memastikan stok daging sapi masih tinggi. Pasalnya, dari 180 ribu ekor jumlah populasi ternak di Lombok Tengah, 40 persen atau 44.160 ekor yang siap dipotong dalam satu tahun.

“Kita tetap akan memantau, kalau untuk daging sapi kita akan masukan dari pulau sebelah, sementara untuk kuota kita masih ada 200 ekor sebulan,” tegas Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Taufikurrahman, Selasa (7/3/2023) kepada jurnalis Koranlombok.id.

Disampaikan Arman, dari 26 tempat pemotongan hewan di Lombok Tengah, rata-rata per hari daging yang tersedia dari 1-5 ekor sapi. Sementara terkait angka kebutuhan daging masyarakat tidak diketahui pasti karena merupakan wewenang Dinas Ketahanan Pangan, pihaknya hanya menangani hal produksi. Selain itu Arman mengatakan jumlah produksi daging ayam relatif aman untuk konsumsi rumah tangga menjelang Ramadan.

 

“Masih aman karena bukan hanya ayam potong tapi juga ada ayam kampung,” sebutnya.

 

Sementara itu, untuk ketersediaan gabah jelang bulan Ramadan juga sama. Apalagi saat ini tengah berlangsung proses panen padi. “Kalau untuk bulan puasa saya kira untuk stok beras tidak masalah, karena untuk satu tahun kebutuhan gabah kita hanya sekitar 225 ribu liter. Sementara untuk sekarang satu kali tanam saja kebutuhan sudah surplus,” tegasnya lagi.

Dijelaskannya, sekitar 41 ribu hektare lahan tanaman padi, 60 persen diantaranya tahun ini telah dipanen. Dengan per hektare lahan sawah menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menghasilkan sekitar 5,2 ton gabah.

“Ini minimum sekitar 213.200 ton untuk gabah kering panen. Sampai hari ini telah terealisasi mencapai 60 persen jadi sekitar 127.920 ton sudah disalurkan kepada pedagang beras dan masyarakat melalui asosiasi pengusaha padi juga,” ungkapnya.

Dengan stok gabah yang berlimpah, Arman berharap harga gabah yang dibeli oleh pemerintah bisa pada harga Rp 4.200  per kg, sehingga dapat diserap oleh Bulog dan disalurkan dengan harga yang relatif terkontrol ditingkat pedagang.

“Sekarang sudah banyak terkoreksi karena sudah banyak yang panen,” pungkasnya.(nis)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Memberikan informasi Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.