LOMBOK – Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengajak semua guru dan ASN serta masyarakat untuk terus menguatkan kolaborasi dan kebersamaan. Ini penting agar proses pembangunan di Lombok Barat dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini disampaikan bupati saat menjadi inspektur upacara Hari Pendidikan Nasional dan Hari Otonomi Daerah tahun 2023, Selasa (2/5/2023).
“Marilah kita kuatkan kebersamaan dan kolaborasi agar target pembangunan dapat tercapai dan masyarakat sejahtera,” tegasnya.
Bupati Fauzan juga menyampaikan bahwa otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam rangka pelayanan. Ia menuturkan bahwa kelebihan dari otonomi daerah yaitu pembangunan daerah lebih maju, prioritas pembangunan, mengatur pengelolaan sendiri, mudah menyesuaikan kebutuhan, serta kerja sama mudah terjalin.
“Mulai sejak tahun 1996, Otonomi Daerah tahun 2023 ini telah berusia 27 tahun. Satu usia yang cukup dewasa untuk memetik hasil sesuai yang dicita-citakan. Tema besar yang diusung dalam peringatan Hari Otda Tahun 2023 yakni Otonomi Daerah Maju, Indonesia Unggul. Tema ini mengisyaratkan bahwa apabila otonomi daerah terus dipupuk dengan mengikuti regulasi-regulasi yang ada maka Indonesia akan menjadi negara yang maju dan unggul,” ujarnya.
Fauzan menyampaikan bahwa untuk peringatan Hari Pendidikan Nasional mengambil Tema ‘Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar’. Menurut Bupati tema ini relevan dengan apa yang digalakkan beberapa tahun terakhir ini. Merdeka belajar yaitu, salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program merdeka belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan guru dan siswa.
Ia mengatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan reformasi sistem pendidikan Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar. Tujuannya adalah untuk menggali potensi terbesar para guru sekolah dan murid serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri.
“Merdeka Belajar sebenarnya konsep yang terinspirasi dari Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara. Menurut beliau, belajar merdeka itu berarti merdeka atas diri sendiri. Minat dan bakat siswa itu harus merdeka untuk berkembang seluas mungkin. Konsep itu yang dibawa Ki Hadjar Dewantara bagi bangsa ini dengan harapan tak digerus perkembangan zaman,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati juga menyampaikan bahwa 24 episode Merdeka Belajar telah membawa semakin dekat dengan cita-cita ki Hajar Dewantara tersebut. Anak-anak kita bisa belajar tenang dinilai secara holistik oleh gurunya sendiri. Guru berlomba-lomba berbagi dan berkarya dengan hadirnya platform Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran mendalam didukung dengan seleksi masuk Perguruan Tinggi yang mengukur kemampuan literasi dan bernalar diikuti dengan belajar di luar kampus dengan program Kampus Merdeka. Selain itu pendanaan dan pencairan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan pemanfaatannya yang fleksibel memberikan keleluasaan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Mari pertahankan dan jaga iramanya. Apa yang telah kita kembangkan jangan sampai terlipat lagi,” ujarnya.(ken)