LOMBOK – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB merilis data jumlah keluarga miskin ekstrem. Sampai dengan saat ini, Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah masih jadi penyumbang terbesar.
Berdasarkan data BPS NTB, dari tahun 2018-2022 dua kabupaten ini selalu memiliki posisi satu dan dua terbanyak masyarakat miskin. Ini juga sesuai dengan urutan jumlah penduduk terbesar di NTB. Sedangkan data BPS tahun 2020, urutan pertama jumlah keluarga miskin ekstrem Lombok Timur 19,081 jiwa, kedua Lombok Tengah 11,072, ketiga Lombok Utara 10,132. Sedangkan paling sedikit jumlah keluarga miskin ekstrem 654 jiwa.
“Kita hanya menyampaikan progres saja kan sebagai laporan kepada kepala daerah, jadi ini kita lakukan di semua daerah agar bupati, camat dan kepala desa tahu kondisi di lapangan naik atau turun,” ungkap Ketua Tim Survei Rumah Tangga BPS Provinsi NTB, Arif Candra Setiawan kepada media, Senin (15/5/2023).
Sementara itu angka kemiskinan saat ini masih dinamis dan akan dirilis oleh BPS sekitar Juli 2023. Ini kemudian diserahkan sebagai acuan data oleh instansi pemerintah, lembaga, dan kementerian.
“Entrynya belum selesai, nanti kalau sudah 100 persen coba kami rilis, jadi belum kita bisa laporkan ini naik signifikan atau tidak,” tegasnya.
Sementara angka presentase masyarakat miskin secara keseluruhan turun dari tahun ke tahun dengan rincian. Pada tahun 2018 berada diangka 13,87 persen kemudian 2019 diangka 13,63 persen, serta tahun 2020 dan 2021 diangka 13,44 persen dan turun tahun 2022 12,89 persen.
Kendati demikian kata Arif, Lombok Tengah menjadi daerah kedua di NTB terbanyak memiliki masyarakat miskin ekstrem yakni, 3 persen dari 369.031 kepala keluarga atau sekitar 11.072 orang.
“Nah regsosek ini menunjukan mana saja nih katanya BPS yang 12,89 persen itu, kita akan melakukan regsosek dan akan kita berikan kepada kementerian dan lembaga,” katanya.(nis)