Turunkan Angka Stunting, Dewan Berikan Jempol untuk Pemkab Loteng

oleh -494 Dilihat
FOTO ANIS PRABOWO JURNALIS KORANLOMBOK.ID Anggota Komisi IV DPRD Loteng / Legewarman

LOMBOK – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Tengah, Legewarman memberikan apresiasi atas klaim angka kasus stunting menurun 17,40 persen. Berdasarkan capaian itu, Pemkab optimis tahun ini dapat menargetkan stunting turun diangka 16 persen.

“Kita apresiasi atas prestasi pemda bisa menurunkan angka stunting yang cukup menggembirakan,” katanya kepada jurnalis Koranlombok.id, Jumat (19/5/2023).

 

Lege mengatakan jangan sampai data penurunan tersebut rancu seperti data-data sebelumnya, dimana angka kemiskinan dikatakan menurun tetapi angka kemiskinan ekstrem malah meningkat.

“Tetapi kita berharap agar data ini betul- betul valid agar jangan sampai data diatas kertas saja,” tegasnya.

Baca Juga  Dewan Loteng Sesalkan Kasus Perundungan Terjadi di Sekolah

 

Kendati mengalami penurunan, menurut Lege pemda masih setengah hati dalam menekan angka stunting, hal ini dikarenakan sejumlah alat untuk mengukur tumbuh kembang bayi masih minim.

“Alat timbang, alat ukur, ini kan penting untuk menentukan apakah anak itu stunting atau tidak. Tapi untuk mengadakan alat-alat tersebut pemda belum serius,” sentilnya.

Politisi PBB ini berharap kedepan validasi data stunting by name by adress, selain itu pengadaan alat penunjang ataupun pengadaan program peningkatan gizi anak yang dalam gejala stunting dapat meningkat.

Dengan anggaran penanganan stunting tak hanya di Dinas Kesehatan, tapi juga di beberapa OPD lain seperti di Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Penduduk, Perlindungan Anak dan KB (DP2AP3KB).

Baca Juga  Komisi I Minta Polres Loteng Usut Tuntas Kasus Jual Beras Bansos di Dua Desa

“Ada dianggarkan dibeberapa dinas setiap tahunnya itu sekitar Rp 1 miliar,” bebernya.

 

Dijelaskannya, data status gizi balita melalui e-PGBM pada 31 Maret 2023 lalu, yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Lombok Tengah, beberapa tempat yang masih relatif tinggi angka stunting yakni, Puskesmas Muncan 1.077 anak, Puskesmas Sengkol 971 anak, Puskemas Batunyala 704 anak, dan Puskemas Aik Darek 709 anak. Sementara Puskesmas Batujai paling sedikit dalam daftar tersebut yaitu, 228 anak.

“Cukup bagus progresnya yang diawal 2021 dulu kita di angka 21,21 persen, sehingga kita turun juga di tahun 2022 20,81 persen dan kita bergerak terus dengan maping data,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok Tengah, dr Nasrullah Kamis (18/5/2023).

Baca Juga  Memalukan, Dewan Supli Bongkar Copy Paste Ranperda RPJPD Dalam Paripurna

Dibeberkan Nasrullah saat ini jumlah anak stunting sekitar 15 ribu anak merata di semua wilayah di Lombok Tengah, kendati demikian jumlah tersebut terus berkurang rata-rata dibawah 20 persen dari beberapa waktu lalu. Dimana data ini by name by adress yang setiap beberapa bulan sekali diinput.

“Tidak ada yang mayoritas sekarang,” tegasnya.(nis)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Memberikan informasi Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.