LOMBOK – Anggota DPRD Lombok Tengah dari Daerah Pemilihan Kopang-Janapria, M. Tohri mengaku telah mengusulkan perbaikan untuk SDN Menyiuh ke Komisi IV agar dapat menjadi perhatian serius Pemkab. Termasuk sekolah lainnya.
“Sudah masuk data-data sudah saya ambil dan saya minta videokan itu juga sudah share ke teman-teman Komisi IV,” tegasnya kepada jurnalis Koranlombok.id, Sabtu (6/5/2023).
Politisi NasDem ini mengatakan, pihaknya telah menyampaikan soal kerusak SDN Menyiuh sejak bulan lalu. Ia berharap dana perbaikan bersama dengan sekolah lainnya dapat diusulkan melalui pembahasan penyusunan APBD 2024.
“Kalau misalnya tidak bisa nanti mudahan teman-teman bisa siasati lewat aspirasi, Dinas Pendidikan itu kan sudah clear terpenuhi 20 persen nanti dari sana (APBD) kita bisa alokasikan,” katanya.
Sementara untuk jumlah siswa SDN Menyiuh yang menurun menjadi 68 orang, Tohri juga merasa prihatin banyak masyarakat sekitar Dusun Menyiuh menyekolahkan anaknya diluar dusun dengan alasan fasilitas yang minim di sekolah.
Disamping itu atap tiga ruang kelas di SDN Menyiuh Desa Selebung Rembiga roboh Maret 2023 pascahujan lebat. Ruang Kelas I, III dan IV. Sekarang siswa melangsung proses belajar mengajar dalam satu ruangan yang dibagi menjadi dua kelas. Kecuali siswa Kelas III terpaksa belajar di teras kelas.
Kepala SDN Menyiuh, Muhammad Syukri mengatakan ruang kelas I sudah rusak sejak Desember 2022. Baru kemudian menyusul roboh atap Kelas III dan IV di bulan Maret 2023 pada malam.
“Tepaksa siswa kita pindahkan ke ruang kelas yang ada. Kelas I dengan kelas V, kelas II dengan kelas IV, dan kelas III di luar kelas,” terangnya kepada jurnalis Koranlombok.id, Senin (5/6/2023).
Syukri tidak menutupi karena lambatnya dilakukan perbaikan, banyak masyarakat sekitar menyekolahkan anaknya di luar dusun, sehingga saat ini jumlah siswa berkurang menjadi 68 orang siswa.
Dijelaskannya, sejak pertama kali menjabat sebagai kepala sekolah, SDN Menyiuh memang kekurangan fasilitas seperti tidak adanya ruangan guru dan kepala sekolah, perpustakaan, ruang UKS dan laboratorium bahkan untuk toilet juga tidak tersedia.
“Itu makanya banyak yang sekolahkan anaknya di SDN Montong Bagek, SD Kebon Sangkok, SDN 2 Selebung, dan wilayah Praya Tengah wilayah Braim dan Setanggor,” bebernya.
Diungkapkannya, pascarobohnya ruang kelas tersebut pihak UPT pernah datang melihat langsung, sementara pihak sekolah pernah mengusulkan dua kali penambahan ruangan dan perbaikan. Dirinya pun pernah memanggil konsultan sebagai bentuk keseriusan, tapi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dijanjikan tahun 2023 malah dialihkan oleh orang di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Tengah ke kecamatan lain.
“Tidak pernah dipantau oleh dinas kabupaten, hanya narahubung saja yang memantau dan sekadar usulan saja. Sudah berapa kali kita foto kita kirimkan lewat Dapodik,” ceritanya.
Kepala sekolah berharap fasilitas pendidikan di sekolah ini dapat segera diberikan bantuan perbaikan dan dilengkapi fasilitas seperti sekolah lain.
Di tempat yang sama, Ketua Komite SDN Menyiuh, Muhammad Subur berharap kepada Pemkab Lombok Tengah segera memperhatikan kondisi sekolah.
Dia juga menyayangkan DAK yang dijanjikan dinas ke SDN Menyiuh malah dialihkan ke sekolah lainnya.”Lebih-lebih ini sekolah negeri yang sejak tahun 70-an sudah ada, kondisi saat ini rusak parah,” katanya tegas.(nis)