LOMBOK – Garam Madura kini mulai masuk pasar di Lombok bahkan Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini disebabkan menipisnya hasil produksi garam oleh petani. Kondisi itu disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu di NTB beberapa bulan terakhir.
Selain produksi garam menipis, harga juga melambung tinggi di pasar. Garam kasar misalnya. Awal harga perkilogram 5 ribu saat ini tembus Rp 15 ribu.
“Garam ini milik bos saya dari Narmada didatangkan dari Madura,” ungkap Sepiah pegadang garam di Pasar Jelojok, Kopang, Sabtu (3/6/2023).
Dia menjelaskan, harga garam kasar Rp 15 ribu perkilogram. Ia menuturkan setidaknya sudah dua kali harga jual garam kasar naik, dari Rp 10 ribu dan sekarang 15 ribu.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Tengah, Roro Sri Mulyaningsih membenarkan harga garam naik satu bulan lalu.
“Garam kan nggak jadi kebutuhan pokok karena orang nggak banyak menggunakan, jadi nggak ada wacana untuk operasi pasar,” katanya, Selasa (6/6/2023).
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Tengah, Parawinata mengakui jika hasil produksi garam menurun. Semua ini disebabkan karena kondisi iklim yang tidak bersahabat bagi petani garam.
“Musim kemaraunya itu tidak terlalu jelas. Hampir setiap tahun hujan dan produksi garam turun,” ungkapnya kepada media, Jumat (9/6/2023).
Mengatasi kenaikan harga garam, Parawinata mengatakan pihaknya akan memberikan pembinaan kepada petani garam agar menggunakan bio membran untuk menjaga kualitas dan kuantitas garam.
Selain itu dengan menipisnya stok garam kasar di petani, pihaknya telah menyiapkan solusi atas gagal produksi petani. Dimana garam kasal yang gagar produksi bisa dijadikan garam halus dengan cara dimasak dan dipisahkan dengan lumpur dan kotoran.
“Insyaallah pada tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu,” klaimnya.
Parawinata juga mengakui ada 15 persen garam luar masuk ke Lombok Tengah. Sementara produksi garam lokal di Desa Kidang dan Bilelando, Praya Timur baru menghasilkan sekitar 2 ton garam setiap bulan.
“Mereka sudah kita latih untuk membuat garam yodium, tapi belum menyeluruh,” katanya.(nis)