Dewan Legewarman Beberkan Hasil Reses, Warga Butuh Air Bersih dan Pupuk

oleh -480 Dilihat
FOTO ANIS PRABOWO JURNALIS KORANLOMBOK.ID Seorang petani sedang menyirami tanaman tembakau di Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur, Senin (12/6/2023).

LOMBOK – Anggota DPRD Lombok Tengah dari fraksi Partai Bulan Bintang (PBB), Legewarman membeberkan aspirasi warga di daerah pemilihan saat dirinya turun kegiatan reses, pekan kemarin. Warga mengeluhkan sulitnya memperoleh air bersih dan mahalnya harga jual pupuk. Warga pun mengusulkan pembuatan sumur bor.

Sementara dampak musim kemarau menyebabkan petani tembakau di Desa Semoyang dan Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur terpaksa membeli air untuk menyirami tanaman mereka. Selain itu untuk kebutuhan hidup sehari-hari warga masih mengandalkan sumur bor yang ada.

Baca Juga  Prabowo Tunjuk Ramdan Jabat Ketua DPRD Lombok Tengah Definitif

 

“Sudah sejak dulu begitu kondisinya, makanya saat kami reses rata-rata seperti itu permintaannya. Areal pertanian ini kena dampak kemarau panjang dan pada akhirnya perkembangan tembakau lambat,” terangnya kepada jurnalis Koranlombok.id, Senin (12/6/2023).

 

Sementara itu di Desa Semoyang kata Lege, sumber air untuk tanaman petani dengan mengandalkan Embung Pare, ini juga mengalami kering. Dia berharap kedepan dengan wacana pembangunan Dam Mujur bisa menjadi solusi atas kondisi saat ini.

Baca Juga  Miris! 70 Persen Sekolah di Loteng Rusak, Begini Reaksi Komisi IV

 

“Solusi untuk petani kita di Praya Timur lebih-lebih di Mujur, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. LARAP saja masih belum mulai,” sentilnya.

 

Selain itu pupuk juga menjadi keluhan para petani tembakau. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 tahun 2022, petani tembakau kini tidak boleh menggunakan pupuk bersubsidi lagi.

Akibatnya kini petani tembakau terpaksa harus membeli pupuk non subsidi yang lebih mahal daripada pupuk yang disubsidi pemerintah. Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Lege mengusulkan Pemerintah Daerah Lombok Tengah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada petani tembakau yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Baca Juga  Hasil Reses, Warga Butuh Air Bersih dan Ngaku Sumur Kering

 

Selain itu, ia mendorong Pemda Lombok Tengah melakukan lobi-lobi dengan perusahaan rokok terkait harga tembakau, mengingat air dan pupuk menjadi kendala dan keluhan para petani saat ini bisa seimbang antara modal dan usaha mereka dalam menanam komoditas tersebut dengan harga.

“Pemda seharusnya sudah ada ancang-ancang dan strategi dari sekarang,” tegasnya lagi.(nis)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Memberikan informasi Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.