LOMBOK – Aktivis senior Lombok Tengah, Lalu Tajir Syahroni meminta Direktur RSUD Praya, Mamang Bagiansyah segera membuka identitas oknum pejabat, LSM dan wartawan yang minta diskon atau potongan harga di rumah sakit.
“Lebih bagus lagi supaya tidak ada yang merasa harus dinomor satukan dalam pelayanan kesehatan di RSUD,” pinta Tajir dalam keterangan persnya, Minggu (2/7/2023).
Tidak hanya soal nama-nama yang pernah disebut direktur, bahkan Tajir meminta direktur berani membuka semua persoalan di internal RSUD Praya.
“Bagus sekali kalu direktur ini buka,” katanya.
Dijelaskan Tajir, nama rumah sakit umum daerah disematkan kepada RSUD bermaksud untuk melayani seluruh masyarakat dengan cara yang sama. Mulai dari senyum yang sama, harga yang terjangkau dan tidak memberatkan.
“Para nakes para dokter terlebih para pejabat lingkup RSUD Praya harus memahami tugasnya sebagai pengelola rumah sakit umum daerah,” tegasnya.
Ia menyebutkan, watak borjuis, kecil, angkuh, sok berkuasa selalu ada dan sudah menjadi penyakit lama. Dari situ sebetulnya fungsi dewan pengawas RSUD sebagai pengawas internal.
“Ombudsman juga sebagai pihak yang kompeten dalam penyelenggaraan pelayanan yang tidak diskriminatif dan jujur untuk bersikap,” pintanya.
Sementara sebelumnya, Direktur RSUD Praya Mamang Bagiansah tidak membantah adanya diskon untuk pasien dari keluarga oknum pejabat. Ia mengaku banyak yang minta keringanan biaya.
“Pejabat, wartawan, LSM. Minta dirawat di ruang yang bukan haknya. Terjadi sejak lama,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Jumat (30/6/2023).
Dokter Mamang menegaskan, praktek kotor ini akan diatasi dengan menyiapkan mekanisme. Menurut dia, cara ampuh untuk memberantas praktek itu sudah disiapkan.
“Universal Health Coverage (UHC) Lombok Tengah, sehingga masyarakat tidak mampu seluruhnya tercover BPJS,” katanya tegas.
Sementara, praktek kotor ini terbongkar setelah beberapa tenaga kesehatan (Nakes) memberanikan diri buka suara.
“Ada kemarin bilang itu keluarga Bapak Bupati sama Pak Sekda. Kebetulan saya sama teman-teman yang juga ikut tangani, makanya tau betul,” ungkap salah satu Nakes di RSUD Praya yang minta identitasnya disembunyikan.
Dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis Koranlombok.id, diskon atau potongan harga diberikan 50 persen. Keputusan ini diberikan langsung oleh oknum pejabat di dalam RSUD Praya.
“Itu masuknya pasien dari keluarga oknum pejabat tanggal 27 inisial pasien S,” sebutnya.
Selain itu, ada juga pasien yang mengaku keluarga pejabat masuk dengan menggunakan kartu Maiq-Meres. Sementara nyata-nyata pasien ini masuk jalur umum.
“Sepengetahuan kami kartu Maiq Meres ini diberikan untuk para tuan guru, kartu ini fungsinya sama seperti BPJS Kesehatan bisa diklaim,” katanya.
Selain pasien inisial S, ada juga masuk pasien inisial AH dia malah mendapatkan potongan harga cukup besar. Diskon bisa diperoleh setelah salah satu pejabat di dalam rumah sakit memberikan keputusan.
“Harusnya bayar 2,9 juta jadi yang dibayar 1,5 juta,” bebernya.
Bukan hanya itu, ada juga pasien yang harusnya membayar Rp 4.683.000. Namun setelah keluar kebijakan di dalam, hanya bayar 2 juta lebih.
“Tapi anehnya, kalau keluarga kami dirawat di rumah sakit minta keringanan malah diminta bangun rumah sakit sendiri,” tuturnya.(dik)