LOMBOK – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi lima hingga tujuh hari kedepan di NTB akan ada gelombang tinggi 2,5 meter sampai 4 meter.
Prakirawan Cuaca BMKG Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM), Agastya Ardha Chandra Dewi mengatakan, cuaca ini berpengaruh bagi keselamatan kapal nelayan dan lainnya ketika melaut.
“Dengan gelombang seperti itu, ya harus tetap diminta waspada,” terangnya saat dihubungi jurnalis Koranlombok.id, Selasa (11/7/2023).
Adapun gelombang tinggi akan terjadi di Selat Lombok Bagian Utara dengan tinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter. Selat Lombok Bagian Selatan 2,5 hingga 4 meter, Selat Alas Bagian Utara 1,25 hingga 2,5 meter, Selat Alas Bagian Selatan 2,5 hingga 4 meter, Perairan Utara Sumbawa 0,5 hingga 1,25 meter.
Sementara itu, gelombang tinggi juga diperkirakan terjadi di Samudera Hindia Selatan NTB, 4 hingga 6 meter, Selat Sape Bagian Utara 1,25 hingga 2,5 meter, dan Selat Sape Bagian Selatan 2,5 hingga 4 Meter.
Disamping itu, kecepatan angin juga berpengaruh kepada tinggi gelombang laut, menurut pantauan BMKG masih relatif kencang di wilayah NTB.
Tapi kondisi itu, sambung Agastya, tidak berpengaruh terhadap kondisi penerbangan, sementara untuk pelayaran diimbau untuk senantiasa waspada terhadap cuaca yang akan datang.
“Biasanya 5 sampai 10 knot, nah ini sekarang kecepatan anginnya 15 sampai 20 knot,” bebernya.
Terpisah, sejumlah penumpang kapal dari Pelabuhan Poto Tano menuju Pelabuhan Kayangan, Lombok mengaku merasakan akhir-akhir ini gelombang air laut makin tidak bersahabat.
“Biasanya perjalanan 1,5 jam, kalau sekarang lebih. Biasa pas mau nyandar agak lama karena cuaca,” kata Roza salah satu penumpang kapal asal Lombok.
Tidak hanya itu, sedianya akan pulang ke Lombok dua hari lalu dirinya terpaksa tunda karena cuaca. Begitu juga banyak calon penumpang lain merasa khawatir.
“Saya lebih memilih nyeberang pagi atau siang hari. Kalau malam agak takut,” tuturnya.(dik/nis)