LOMBOK – Banyak orang baru sadar jika jumlah plang Asmaul Husna yang dipasang di Kota Praya, Lombok Tengah kurang dari 99. Menurut informasi yang diterima, kurangnya jumlah plang disebabkan anggaran yang minim saat itu.
Dari kondisi yang baru-baru ini disadari banyak pihak, kini menjadi buah bibir di luar sana. Salah satunya Pengurus Inti Pemuda Muslim Lombok Tengah, Lalu Edi Kurniawan. Dia kemudian menanyakan penyebab kurangnya plang nama-nama Allah SWT yang indah itu.
“Apakah anggaran yang kurang atau memang sengaja di kurangi, Asmaul Husna itu harus lengkap,” tegasnya di hadapan Koranlombok.id, Sabtu (15/7/2023).
Ditegaskan Rum sapaan akrabnya, babul huruf ini mestinya harus lengkap. Tidak ada alasan kurang. Jika hanya dipasang setengah lebih baik jangan dipampang. Menurutnya, ini tidak baik.
Begitu juga Ketua LSM Deklarasi, Agus Sukandi. Dia juga dengan keras mempersoalkan hal ini kepada pemerintah Lombok Tengah.
“Ini akibat kurang sinergitas Pemda bersama MUI, sehingga hal yang sangat sensitif ini menimbulkan tanda tanya,” tegas Agus.
Dia meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan perbaikan, dari pada akan menjadi persoalan di belakang hari.
Kepala Dinas PUPR Lombok Tengah, Lalu Rahadian yang dikonfirmasi mengarahkan untuk mengkonfirmasi Bappeda. “Bappeda yang eksekusi,” katanya singkat.
Terpisah, Kepala Bappeda Lombok Tengah Lalu Wiranata diklarifikasi mengaku tidak tahu juga. Seingat dia waktu dipasang jumlah plang itu 99.
“Detailnya karena saat itu saya belum Kepala Bappeda, coba koordinasi dengan Dinas PUPR atau Dishub,” jawabnya singkat.
Disamping itu, Kepala Sub Bidang Umum (Kasubag) Kemenag Lombok Tengah, Hambali menegaskan jika menyebut nama itu adalah satu ibadah bahkan di dalam kita berdoa itu disunahkan menyebut Asmaul Husna dari pertama sampai akhir.
Sementara jika dalam prakteknya tidak terbaca dirinya merasa tidak juga ada masalah. menurut dia, akan lebih sempurna kalau dari awal sampai akhir dibaca.
“Yang terpenting hurufnya betul-betul harus jelas, karena beda huruf akan beda makna, tapi kalau kaitannya dengan penyebutan atau pemakaian misalnya di jalan saya kira tidak ada masalah,” katanya.
Kalaupun anggaran kurang yang menyebabkan kurang jumlah plang terpasang. Bisa saja ini kondisi yang pas untuk Lombok Tengah.(rin)