LOMBOK – Tembakau petani di Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah mulai diserang hama tikus dan ulat. Demikian ditemukan di Dusun Gubuk Baru, Desa Beleka Lebe Sane.
“Ulat ini serang daun sama pucuk, sama ini yang banyak serangan tikus,” tutur Effendi petani tembakau kepada wartawan, Selasa (18/7/2023).
Diceritakannya, daun tembakau berlubang karena serangan ulat, sementara daun tembakau yang lainnya juga terlihat patah karena tikus. Untuk mengatasi persoalan ini, mereka mencoba menggunakan racun pestisida.
“Tapi ada yang kena 35 are langsung abis karena hujan, tapi ada harapan karena kalau pagi-pagi hidup walaupun cuma keluar empat pucuk,” bebernya.
Dijelaskannya, penyemprotan pestisida dilakukan selama seminggu sekali, tujuan agar daun yang tumbuh bisa lebih tebal.
Dari kondisi ini, kata Effendi, dari 1 hektare lahan tembakau yang dapat dipanen hanya 50 persennya. Untuk balik modal tergantung dari harga pasaran tembakau nanti, jika menyentuh Rp 50 ribu per kg maka kemungkinan besar lebih terbantu.
“Kalau ini kita lihat sih Insyaallah masih ada hasilnya, tapi kalau yang sudah kuning nggak mungkin karena sudah mati akarnya,” katanya.
Sementara itu jika dalam kondisi normal, dia mengaku masih bisa melakukan panen tembakau sebanyak tujuh kali dengan hasil 1 hektare sekitar 500 gelantang atau sekitar 5 sampai 7 kwintal tembakau kering.
“Bisa dapatlah sekitar Rp 25 juta dalam satu kali panen,” ceritanya.
Ditengah kondisi yang dialami petani tembakau, Effendi mengaku belum ada pihak dari Dinas Pertanian Lombok Tengah yang memantau atau memberikan sosialisasi atau asuransi kepada petani tembakau.
“Banyak orang yang kena di sini tapi tidak ada dari pihak Pemda yang turun, kalau di Lombok Timur baru turun langsung sama bupatinya,” singgungnya.(nis)