LOMBOK – Bantuan untuk petani tembakau yang tanaman mereka rusak akibat hujan waktu itu, sampai sekarang bantuan tak kunjung turun dari Pemerintah Lombok Tengah. Pemerintah terkesan lelet.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Lombok Tengah, Zaenal Arifin mengungkapkan sampai sekarang pihaknya masih melakukan pendataan, byname byadress bagi jumlah petani yang terdampak.
“Kami sedang melakukan pendataan, mudahan dalam minggu ini selesai biar kita bisa memilah dan memilih karena lahan tembakau ini ada yang ada juga disewakan pemiliknya kepada warga luar Lombok Tengah,” terangnya kepada wartawan, Senin (31/7/2023).
Zaenal mengungkapkan, pendataan tersebut juga untuk membedakan mana petani yang benar- benar membutuhkan bantuan dari pemerintah, mengingat dalam menanam komoditas tersebut tak jarang mereka telah menyiapkan modal yang besar untuk antisipasi kerugian.
“Namanya sifat usaha ada untung dan rugi, kan tembakau ini komersil jadi orang yang memiliki modal banyak masak itu yang kita beri atensi. Tapi nanti kebijakannya bukan dari kami,” tegasnya.
Dijelaskannya, data sementara yang dihimpun dinas, dari luas 5.500 hektare lahan tanaman tembakau yang terdampak 3.500 hektare di Kecamatan Praya Timur. Sedangkan di Kecamatan Pujut dari 2 ribu hektare luas lahan tembakau, 1 ribu hektare lebih terdampak.
Untuk itu, pihaknya akan mencari solusi pemberian konpensasi kepada petani yang diharapkan diberikan anggaran melalui APBD-P, namun hal tersebut bisa jadi bukan berupa uang tunai tapi bisa berupa bantuan bibit ataupun pemberian mesin rajang.
“Nanti pemerintah kabupaten dan provinsi mencari bagaimana memberikan konpensasi, kalau mau secara langsung kita berikan sekarang tidak bisa,” ujarnya.
Sekarang ini, Dinas Pertanian masih membahas rencana pemberiaan bantuan dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Zaenal menambahkan, lahan tembakau masih bisa dipanen kendati terlihat layu karena hujan kemarin dengan merajang langsung daun yang masih layak. Selanjutnya, dinas telah memberikan bantuan mesin rajang sebanyak 17 unit. Sementara kebutuhan mesin rajang masih belum cukup dimana ada 245 kelompok tani.
Titik lokasi tanaman tembakau yang terdampak di Dusun Batungapah, Desa Landah, Kecamatan Praya Timur. Di tempat ini, petani gagal panen karena tembakau mereka rusak hujan. Salah satunya, tanaman milik petani Faizul.
“Mati semua, ini sudah akarnya mati ndak bisa dipanen,” katanya, Senin (24/7/2023).
Faizul menyayangkan tanaman tembakau yang telah siap panen mati karena terendam air hujan beberapa waktu lalu. Dia bersama dengan sanak saudaranya terpaksa memanen tembakau lebih awal.
“Ada yang bisa dirajang tapi nanti hitam jadinya,” ceritanya.
Dari akibat cuaca ini, mereka mengakui mengalami rugi besar. Dimana biaya sewa lahan dan pupuk sudah terasa cukup mahal. Untuk pupuk saja harganya Rp 500 ribu sampai 700 ribu. Sementara pupuk yang dibutuhkan untuk satu hektare 15 kilogram hingga 1 kwintal pupuk.(nis)