LOMBOK – Bupati Lombok Tengah H. Lalu Pathul Bahri merespons kasus dugaan penghinaan guru diduga dilakukan oknum staf Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), inisial LM.
Kepada awak media, Pathul memastikan semua kabupaten kota ada kendala. Termasuk di Lombok Tengah. Namun ada persoalan baru muncul atas statement LM melalui percakapan whatsapp dengan seorang guru asal Kecamatan Janapria.
“Ini persoalan karena (LM, red) kecapean, lelah, setres karena ada berbagai macam pertanyaan guru dan ini harus terlayani,” terangnya, Rabu (2/8/2023).
Namun bupati menegaskan jika LM gentleman dalam menjelaskan persoalan itu kepada guru yang bertanya. Dalam persoalan yang kurang enak didengar ini, nantinya akan dijelaskan sebenarnya seperti apa.
“Kalau untuk potongan tunjangan sertifikasi itu bukan, pengurangan yang ada tapi nanti akan diberlakukan kedepannya. Karena ini masih uji coba,” katanya tegas.
Dalam kesempatan itu, bupati memastikan jika absensi guru melalui Sistem Informasi Absensi dan Presensi (SI-SENSI) masih tahap uji coba. Ketika semua sudah normal maka akan dilanjutkan.
Sementara itu, awal mula kasus ini ramai karena diduga LM menghina guru. Adapun disampaikannya, guru sebagai penyumbang kerugian yang cukup besar, melakukan pelanggaran disiplin, pelanggaran administrasi dan temuan pemeriksaan BPK bahkan KPK.
LM menyampaikan itu semua melalui percakapan di whatsapp pribadi dengan Kamarudin seorang guru. Percakapan ini muncul, Selasa siang (1/8/2023).
Kamarudin menceritakan kronologis percakapan yang terjadi. Awalnya ia bertanya kepada LM karena Selasa tadi pagi, absensi mobile untuk semua guru P3K dan PNS mengalami gangguan cukup lama. Begitu juga sore harinya.
“Dari situ saya mulai bertanya via wa. Kenapa kita semakin dipersulit saja dengan kebijakan ini. mohon ditinjau kembali kebijakan ini, jangan sampai banyak orang dirugikan. Begitu pertanyaan awal saya,” cerita Kamarudin.
Setelah muncul pertanyaan itu via wa. LM langsung membalas. Jawabannya yang membuat para guru tersinggung ditulis, ‘Silahkan komplain ke pembuat kebijakan pak. Selama bbrpa tahun terakhir, guru sebagai penyumbang kerugian yang cukup besar, mulai dari pelanggaran disiplin, pelanggaran administrasi, pelanggaran n temuan pemeriksaan keuangan BPK n KPK. Sudah terlalu keenakan guru2 ini, masuk n pulang semau dan seenaknya,’.
Selain itu, LM juga mengaku dengan jawabannya via wa. ‘Sekarang bnyak yg mengeluh pulang jam 14.30 krn biasanya pulang jam 1, bertahun2 jd guru sudah korupsi waktu brpa banyak?’.
Dalam percakapan yang cukup panjang itu, LM juga menyampaikan untuk saling mengoreksi, tidak hanya melihat dari tuntutan hak tapi juga pemenuhan pada kewajiban.
“Apa yang merugikan bapak?” tulis LM.
“Kami potong gajinya? Kami potong tunjnganx? Silahkan datang ke kantor nanti kami buktikan.
Silahkan di cek data pegawainya, sebagian besar tidak sinkron bahkan data nasional, daerah dan dapodik itu bnyaj yang tidak sesuai, di ada-adakan hanya untuk pemenuhan sertifikasi.
“Disitu puncak saya cukup kesal dan kecewa dengan LM,” tegas Kamarudin.
Secara terang-terangan, oleh LM juga menyebutkan dimana terbukti dari pelaporan data keluarga, 150 juta temuan BPK pengembalian tunjangan keluarga itu hampir semua dari guru.
LM juga mengatakan, jadi jangan merasa dipersulit hanya karena pihaknya meminta untuk melaksanakan kewajibannya sebagai pegawai.
“Harusnya bapak sebagai guru bisa menganalisa masalah seperti ini. Baru mulai dan kami sudah siapkan server sedemikian rupa, dari bulan lalu kami imbau untuk uji coba, tapi sangat sedikit guru yang mau uji coba. Itu karena apa? Kami mau coba ketahanan server, sekarang setelah berlaku semuanya bjubel konsultasi ke kantor, bjubel absen, bjubel taunya protes,” tegas LM dalam WA.
“Belum apa-apa sudah protes dan merasa dirugikan. Gimana kami mau bisa ambil langkah kalau bahan evaluasi kami tidak ada. Saya tunggu!!!,” tulisnya.
Selain itu LM menyampaikan, jangan berharap komplin yang mendukung, bukan malah mengatakan pihaknya mempersulit.
“Bapak minta saya meninjau kebijakan, saya hnya pelaksana kebijakan pak. Saya tidak mengatakan guru penyumbang kerugian terbesar pak, mohon jangan dimanipulatif, takutnya jadi fitnah,” terang LM dalam percakapan itu.
Atas kejadian ini, Kamarudin sebagai guru mengaku merasa keberatan atas apa disampaikan LM. Bahkan dirinya tidak menyangka banyak pihak guru lain menanyakan seputar persoalan ini kepada dirinya.
“Saya hanya mau dia minta maaf kepada semua guru,” tegas Kamarudin.
Disamping itu, LM yang dihubungi Rabu siang sampai berita ini diturunkan belum direspons untuk klarifikasi.(dik/nis)