LOMBOK – Kepala Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur Zulkarnaen geram lantaran kegiatan Kunjungan Kerja (Kunker) Kades ke Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau disoroti banyak pihak. Salah satu, aksi demo dilakukan sejumlah NGO atau LMS di Lombok Tengah, Kamis pagi (3/8/2023).
“Pemikiran teman-teman NGO sangat sempit, Kunker ini bukan ecek-ecek karena kerjasama dengan Pemerintah Kota Batam. Kami kritisi cara NGO yang Bawa Perasaan (Baper),” tegasnya kepada jurnalis Koranlombok.id via ponsel baru ini.
Zulkarnaen yakin para NGO ini tidak mengetahui persoalan jelas apa yang mendasari para kepala desa melakukan Kunker ka Batam.
“Kredibilitas NGO ini kami pertanyakan, punya anggota banyak tidak? Ngak boleh begitu. Harusnya ditanya dulu dong,” sentilnya.
Ditegaskan dia, tidak ada yang boleh melarang dirinya untuk Kunker kemana saja. Apalagi menggunakan uang pribadinya.
“Kalau uang saya pribadi mau apa, kan itu urusan saya. Mau saya ke Amerika, Australia atau Thailand,” katanya tegas.
Dijelaskannya, tujuan Kunker para kepala desa bukan hanya ke Batam. Mereka melakukan Kunker tergantu potensi desa yang ingin dimaksimalkan. Bahkan ada juga Kunker ke Jogja, Jakarta dan Batam.
“Alasan kami pilih Batam karena menurut kami ini sering terjadi di desa, dan kami perlu belajar ke Batam,” sebutnya.
Dalam isu lanjut Kunker dari Batam ke Singapura, Zulkarnaen dengan tegas membenarkan rencana tersebut. Dari 17 kepala desa, ada 10 kepala desa yang akan ke Singapura. Namun khusus Kunker ke Batam kata Zul, itu sudah pihaknya anggarkan melalui APBDes 2023 Rp 7,5 juta.
“Kalau ke Singapura ini pakai uang pribadi, dan sah-sah saja. Jadi teman NGO ini jangan Baper lah. Masak demo saja kerjaannya, ayo dong kita semua membangun daerah dan desa kita. Coba undang kami berdiskusi,” katanya.
“Kami ke Singapura ingin melihat negara yang jumlah penduduknya sedikit tapi maju, kenapa Negara ini maju, itu yang kita ingin pelajari. Kami akan kunjungi tempat wisata,” sambung Zul.
Ditegaskannya, 10 kepala desa akan tetap ke Singapura meskipun saat ini masih ada kendala teknis. Dimana pihaknya lupa mengurus pada saat di Kantor Imigrasi.
“Kami belum berangkat bukan karena kami takut. Tapi kemungkinan besar batal kami ke Singapura tapi sekali lagi bukan karena takut didemo, saya hanya takut Tuhan saja,” tegasnya lagi.
Disamping itu, soal bocornya surat perintah dari Camat Jonggat ditegaskannya itu hanya sekadar untuk mempercepat pengurusan passport saja.
Pada kesempatan itu, Zulkarnaen membeberkan ada tiga point tujuan Kunker ke Batam.
- Pihaknya melakukan MOU dengan Pemerintah Kota Batam, Imigrasi dan Disnaker dalam rangka kerjasama Pemkab Loteng dengan Pemkot Batam. Misalnya ada persoalan terhadap TKW/TKI yang bermasalah. Dalam MOU itu, nantinya akan difasilitasi lembaga yang ada di Batam Asosiasi Sasak Lombok Indonesia.
- Batam sebagai tujuan karena terkenal akses bebas jalur kelur masuk dan sebagai perbatasan Indonesia dengan Negara tetangga. Para kepala desa juga belajar bagaiamn antisipasi konflik sosial melalui Forum Komunikasi Kewaspadaan Dini, dimana forum seperti ini tidak ada di Lombok Tengah.
- Selanjutnya, Batam terkenal dengan New Bali Pariwisatanya, sementara jika melihat dari sisi Geografis dan Demografis itu mirip dengan Lombok Tengah dan desa. Namun ekonomi industry, ekonomi pariwisatanya cukup maju.
“Ini yang kami mau pelajari,” pungkasnya.(dik)