LOMBOK – Selain akan dibangun kereta gantung menuju Gunung Rinjani oleh investor. Bakal dibangun juga jembatan kaca diantara dua lembah dekat terminal satu.
Bukan hanya itu, termasuk bakal dibangun pusat edukasi gunung berapi, taman bermain, resort dan hotel, waterboom, pusat atraksi budaya, pusat belanja UMKM dan souvenir, outbond, pusat pembibitan segala jenis jamur.
“Ada theater 4D rencananya juga. Kalau jembatan kaca ini belum diukur jadi sementara kami tidak bisa sampaikan panjang berapa,” terang Production Manager PT Indonesia Lombok Resort Ahui kepada jurnalis Koranlombok.id, Kamis (3/8/2023).
Sementara itu, pihak PT. Indonesia Lombok Resort sangat yakin bahwa proyek pembangunan kereta gantung tetap akan dilakukan. Lebih-lebih dengan akan masuknya pemodal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pemerintah China CAMC Engineering.
“Sebagai bentuk keseriusan memberikan modal, penandatanganan kontrak dengan PT. Indonesia Lombok Resort dengan pihak BUMN China dilakukan tanggal 6 Agustus 2023. Kalau ini sudah terjalin kami makin yakin,” katanya.
“Kita memilih CAMC karena mereka perusahaan BUMN Pemerintah China, jadi modal mereka kuat jadi kita tidak mau proyek berhenti ditengah jalan karena masalah modal. Jadi perusahaan CAMC bisa diandalkan dan baru-baru ini mereka memenangkan tender pembangunan bendungan di GOA, Sulawesi sebesar 4 triliun lebih,” sambungnya.
Ahui menjelaskan, perusahaan CAMC ini ada dibanyak negara perwakilannya, termasuk di Indonesia yaitu di Jakarta. Dari itu penting pihaknya melakukan penandatanganan kontrak dengan mereka.
“Mereka akan membiayai semua pembangunan kereta gantung termasuk jalan ke lokasi,” bebernya.
Sejauh ini pihak perusahaan mengakui masih ada kendala yang dihadapi, tetapi akan pihaknya diskusikan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB setelah selesai tandatangan kontrak dengan BUMN Pemerintah China.
“Komitmen Kadis PUPR Provinsi NTB yang baru menjabat sekarang, sudah jelas akan bekerjasama dengan Pemkab Lombok Tengah untuk pembangunan jalan kabupaten,” sebutnya.
“Sementara untuk perubahan jumlah saham setelah itu untuk kontrak dengan CAMC, penandatanganan saya tidak diberi wewenang untuk mengetahuinya. Karena rahasia perusahaan,” sambung dia.
Disamping itu, setelah survey dilakukan belum lama ini dari team ahli. Mereka mengatakan bahwa setiap jalur tiang kereta gantung itu harus disediakan space setidaknya 5-10 meter untuk jalur kereta penumpangnya. Tujuan agar tidak menabrak pohon.
“Jadi ada pohon yang tinggi akan ditebang kalau tidak ditebang akan membahayakan penumpang kereta itu sendiri, karena akan menabrak pohon. Jadi disisakan pohon yang rendah saja. Solusi adalah menebang dan menanam kembali di tempat yang lebih aman,” katanya.
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Kementerian Kehutanan yang menyebutkan, setiap pohon yang berdiameter 10 cm ada biaya penebangannya per kubik. Dimana nantinya pohon yang ditebang itu tidak boleh keluar dari hutan.
“Jadi ada positifnya pohonnya diambil kayunya untuk pembangunan cottage di wilayah pengelolaan kami,” tuturnya.
Selanjutnya, perusahaan yang akan membangun kereta gantung juga meminta diperkecil space untuk jalur keretanya sebesar 5 meter. Agar mengurangi dampak penebangan pohon.
“Dari survey waktu itu team teknisnya akan mengusahakan selebar 5 meter,” tegasnya.
Disamping itu, sejauh ini diakuinya belum sampai ada design dari kereta gantung. Jadi ada proses dimana setelah survey kemarin setelah tandatangan kontrak, maka ada survey lanjutan yaitu pengukuran dan pengeboran setelah didapat data baru mendesign detailnya.
“Waktunya sekitar 6 bulan menurut pengakuan team teknisnya. Jadi waktunya akan bersamaan dengan penyusunan Amdal. Jadi sebelum Amdal terbit kita tidak akan memulai apapun karena kita tidak mau ada masalah di lapangan yang tidak diinginkan dari pihak manapun, baik dari pemerintah lingkungan, dinas lingkungan dan lain-lain. Jadi kita cari aman saja,” jelasnya.
Untuk Amdal ini akan diproses setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) selesai dirubah, termasuk penandatanganan kontrak dengan pemodal kereta gantung. Sementara jika kontrak belum ada maka belum pasti Amdal dibuat. Jika kontrak gagal maka Amdal hanya membuang biaya saja.
“Begitu pengakuan direksi kita. Tapi setahu saya total keseluruhan untuk pembangunan 6 triliun lebih,” pungkasnya.(dik)