LOMBOK – Karena tidak lolos, keluarga peserta penerima program beasiswa kedokteran jalur tahfidz atau penghafal Alquran untuk anak yatim kecewa. Dia merupakan Ida Sulfiana warga asal Desa Jago, Kecamatan Praya, Lombok Tengah. Ida dinyatakan tidak lolos saat mengikuti tes. Sementara sebelumnya, dijanjikan oleh Bupati H. Lalu Pathul Bahri akan lolos.
“Kalau dibilang kecewa sangat kecewa, karena janji bupati itu akan meloloskan anak misan saya karena akan diprioritaskan bagi yang tidak mampu dan hafal 30 juz,” ungkap Rohanna perwakilan keluarga penerima program beasiswa dari Pemkab Lombok tengah, Jumat (1/9/2023).
Sebelumnya, Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri bersama tim seleksi beberapa bulan lalu telah melakukan visitasi atau verifikasi dan klarifikasi untuk memastikan kondisi ekonomi Ida sehingga layak mendapatkan program beasiswa.
Rohanna menegaskan, keponakannya yang tidak lolos ini sebelumnya pernah mengikuti dua kali tes. Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dan Universitas Islam Al-Azhar Mataram, namun tidak juga lolos. Diceritakannya, sementara salah satu pembina mengatakan jika nilai keponakannya saat tes di Unram bagus.
Dia berharap apa yang telah dijanjikan oleh bupati dapat diberikan. Dirinya yakin, Ida sangat layak mendapatkan program beasiswa dari Pemerintah Lombok Tengah.
“Anaknya nangis terus karena janjinya termasuk orang yang diluluskan, tapi faktanya tidak diluluskan Kasian anaknya merasa kecewa,” tuturnya sembari menetesakan air mata.
Terpisah, Sekretaris Yayasan Yatim Tersenyum Lombok Tengah, Syamsul Rizal menegaskan pihaknya telah melakukan proses seleksi mulai dari administrasi, kompetensi dan hafalan 30 juz Alquran. Termasuk sudah melakukan visiting untuk melihat kondisi ekonomi kepada semua peserta.
Sementara itu, para peserta akan dibina melalui bimbingan belajar dan tes kembali untuk bisa masuk fakultas kedokteran. Demikian juga dengan harapan bisa masuk sesuai hasil nilai passing grade.
“Yang lulus di Unram itu hanya lima orang, selebihnya lima orang kita berharap di Unizar. Kita sudah siapkan lewat bimbel dan hanya tiga orang yang lulus passing grade ternyata,” ungkapnya.
Rizal menerangkan, atas nama Ida Sulfiani dinyatakan tidak lolos passing grade setelah melakukan tes akademik di Unram dan Unizar. Nanti beberapa orang yang tidak lolos dalam tes beasiswa kedokteran tersebut, Yayasan Yatim Tersenyum akan memberikan beasiswa pendidikan lainnya di bidang kesehatan, seperti gizi, farmasi, keperawatan, kebidanan dan lainnya.
“Kita sudah melakukan komunikasi antara Pemda, yayasan dan beberapa universitas. Salah satunya di UNU NTB,” bebernya.
Menurut Rizal, yayasan menilai Ida Sulfiani layak mendapatkan program beasiswa kedokteran jika dilihat dari aspek administrasi, kompetensi dan kondisi ekonomi. Dimana program ini merupakan kerjasama dengan pihak universitas, jadi harus mengikuti standarisasi yang baku dari universitas.
Dari persoalan ini, mantan Kades Pagutan itu berjanji akan bermusyawarah mencarikan solusi. Selanjutnya, baru bisa dilakukan tes kembali di tahun berikutnya jika masih memenuhi persyaratan dari segi usia dan kelulusan.
“Nanti kita akan diskusikan dengan Pak Bupati dan teman-teman di yayasan solusinya seperti apa,” pungkasnya.(nis/ufi)