LOMBOK – Tim dari Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendadak mendatangi Kantor Cabang PT. FEC Shopping Indonesia di Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Selasa siang (5/9/2023).
Informasi yang diterima redaksi Koranlombok.id dari sejumlah warga yang mengaku sebagai member FEC. Mereka mengaku saat ini sedang gelisah. Pasalnya, sejak Sabtu siang pekan kemarin saldo tidak bisa ditarik. Sementara transaksi belanja tetap lancar.
“Makanya ini kami bingung, kenapa sampai malam ini uang tidak bisa kami tarik. Di situ ada keuntungan dan modal,” ungkap Sari salah satu member FEC.
Diceritakannya, lebih parah lagi bagi teman-temannya yang dengan modal besar dan saldo sampai 100 juta bahkan lebih juga tidak bisa ditarik.
“Pokoknya sampai malam ini tidak bisa. Informasi di group sih katanya ada upgrade system. Cuma kami sudah mulai ragu saja sekarang dengan bisnis ini,” katanya.
Disampaikan sumber ini, bukan hanya dirinya yang gelisah. Sebagian besar member bingung juga. Mereka pun di group wa internal terus ribut membahas persoalan ini. Dan sampai malam ini, belum ada informasi untuk selanjutnya.
“Kita tidak tahu ya, apa uang kami akan kembali atau hangus. Eh pokoknya bingung semua kita,” tuturnya.
Terpisah, Ace Mentor PT. FEC Shopping Indonesia asal Lombok Tengah Lalu Damarwulan membenarkan jika ada tim dari Polda dan OJK datang ke kantor. Dia mengatakan kedatangan mereka untuk memberikan imbauan terhadap investasi bodong.
“Kami juga menunjukkan izin perusahaan kepada mereka, ini kami yang menunjukkan bukan diminta,” katanya via sambungan telpon, malam ini.
Sementara soal video yang beredar luas ada pihak kepolisian yang datang dalam kondisi gerbang kantor tergembok.
“Kami ini bukan kantor pemerintahan ya yang harus buka setiap hari. Kebetulan juga pas mereka (polisi, red) datang kami masih istirahat dan ada kegiatan teman-teman di Lombok Timur, kami baru pulang dari Bima acara FEC juga,” tegasnya.
Dijelaskan Damarwulan, kantor FEC di Desa Penujak bukan biasanya pada saat para mentor datang membawa member. Di sana maka kantor difungsikan sebagai tempat belajar juga.
Diakuinya, pada Senin penarikan tidak bisa dilakukan dengan dalih ada upgrade system. Soal ini juga sudah diinformasikan para mentor melalui group wa dan disampaikan juga kepada member.
“Ini yang buat ribut, ditambah ada aplikasi yang hampir sama namanya dan jadi ribut. Kalau kami tim mentor sudah dapat informasi sejak awal, dan kami infokan ke member lainnya. Sore besok (Rabu, red) sudah normal kok penarikan,” yakinnya.
Ia menyampaikan setelah dilakukan upgrade system ini, dipastikan lebih rendah biaya penarikan. Dari 5 persen menjadi 3 persen, ini tentu sangat menguntungkan bagi pelanggan.
“Kalau total member di NTB sekarang 80 ribu, sementara 3 ribu mentor yang dapat gaji setiap minggu. Kalau perputaran uang dari bisnis online ini khusus di NTB ya, sekitar puluhan bahkan ratusan miliar,” sebutnya.(dik)