LOMBOK – Ace Mentor PT. FEC Shopping Indonesia dikabarkan kabur ke luar Lombok. Informasi yang diterima sebagian mereka kabur ke Lampung diduga kuat untuk menghindari para member yang komplain.
Hasil penelusuran jurnalis Koranlombok.id ke Kantor Cabang FEC di Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah. Posisi gerbang kantor digembok, tidak ada satupun orang di kantor sementara itu.
Video wawancara eksklusif:
Selain ini ditemukan jika huruf nama perusahaan FEC yang ditempel di kantor sewaan tersebut sudah dicopot. Cara ini diduga kuat dilakukan untuk menghindari para member yang akan datang protes. Apalagi beredar luas belasan ribu member atau anggota akan mendatangi kantor cabang bisnis online.
“Para Ace mentor ini harus bertanggungjawab, jangan hanya mereka memetik untung saja. Kami cari pokoknya mereka,” kata anggota FEC, Ahmad Afandi warga asal Praya.
Informasi yang diterima di group wa anggota FEC, para Ace mentor sudah banyak tidak berada di Lombok. Mereka juga sulit dihubungi.
“Mana ada berani angkat telpon, kadang dimatikan HP-nya. Apalagi mau balas wa, kami sudah tidak percaya lagi. Kembalikan uang kami,” pintanya tegas.
Afandi yakin di balik persoalan ini, para Ace mentor justru memetik untung. Sehingga mereka tidak lagi berani muncul dan menjelaskan apa sesungguhnya yang terjadi.
“Jangan begini dong, ini tanggungjawab anda juga,” katanya.
Sumber Koranlombok.id ini mengaku, jika dirinya sejak Sabtu pekan lalu tidak bisa melakukan transaksi apapun di aplikasi FEC. Sementara saldo terakhir di aplikasi Rp 50 juta lebih. “Bagaimana nasib kami, nasib di bawah kami,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu Ace Mentor FEC Muh. Bahri menegaskan dalam persoalan ini dirinya juga mengaku menjadi korban. Harusnya saldo Rp 200 juta lebih bisa ditarik namun sampai sekarang pending statusnya.
“Saya tidak tahu mau ngomong apa, saya juga korban,” katanya dalam podcast bersama jurnalis Koranlombok.id, Kamis (7/9/2023).
Dijelaskannya, sejak Hari Sabtu pekan lalu memang tidak bisa dilakukan penarikan siangnya. Bahkan sampai sekarang. Ia tidak mengetahui jelas apa penyebabnya. Namun informasi sebelumnya ada upgrade system, tapi nyatanya sampai sekarang belum normal juga.
“Ini semua kita merasakan,” ungkap dia.
Bukan hanya system tak berfungsi, pihak management perusahaan asal Amerika ini juga hilang kontak. Mereka sudah tidak bisa lagi dihubungi.
“Begitu banyak teman-teman menghubungi saya, Cuma saya tidak tahu mau jelaskan apa. Saya juga korban,” tegas dia.
Kalaupun harus menempuh jalur hukum atau mencari bantuan advokasi, pihaknya sangat siap bersama-sama berjuang. Apa yang dirasakan anggota atau member lain sangat dipahaminya.(dik)