LOMBOK – Karena tidak ada air sejumlah petani padi di Dusun Otak Desa, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah mengalami gagal panen. Petani mengaku kesulitan memperoleh air selama ini. Begitu juga di saluran irigasi tidak ada.
“Ada isinya tapi kalau kita tunggu lebih lama nanti kering, karena air juga kurang,” ungkap Ukir salah satu petani saat di sana, Senin (18/9/2023).
Dia menceritakan, hasil panen kali ini gagal demikian juga hasil produksi dari semula bisa mencapai 2 ton kini hanya 4 kwintal, sedangkan biaya yang telah mereka keluarkan cukup banyak. Sedangkan padi yang masih hijau dan gagal berkembang tersebut terpaksa dijadikan untuk pakan ternak.
“Bisa dikatakan yang lain-lain ini kan juga bulirnya banyak kosong, termasuk gagal panen,” katanya.
Untuk sekali lama tanam, setidaknya menghabiskan modal sekitar Rp 4 juta lebih dengan pengairan mengandalkan mesin penyedot dari waduk terdekat, sementara dengan pengairan irigasi hanya Rp 2,5 juta yang didapatkan dari saluran Jurang Sate.
Biaya tersebut masih diluar harga pupuk untuk subsidi yang diterima dari kelompok tani seharga Rp 425 ribu perkwintal, sementara untuk non subsidi bisa mencapai Rp 1 juta perkwintal lebih di pengecer.
“Belum juga bibit, baru sekali ini biaya segitu. Total semua sudah termasuk biaya jasa untuk bersihkan rumput dan lain sebagainya. Rugi kita sekarang ini,” ungkapnya.
Tak hanya kesulitan untuk mengairi sawah, warga di sana juga kesulitan untuk keperluan sehari-harinya. Mereka kemudian mengandalkan jatah air bersih dari bantuan Pemerintah Desa Puyung dan tak jarang meminta kepada tetangga yang masih memiliki sumber air lainnya. Sedangkan untuk mandi dan cuci pakaian, mereka numpang di sumur bor milik masjid sekitar.
“Ada bantuan air minum, kadang-kadang satu kali dua hari pakai truk tangki,” pungkasnya.(nis)