Warga Semoyang Mandi Menggunakan Air Tercemar Limbah

oleh -1583 Dilihat
FOTO ANIS PRABOWO JURNALIS KORANLOMBOK.ID Seorang ibu mencuci pakaian menggunakan air tercemar limbah aliran Bendungan Embung Pare, Dusun Batu Gulung, Desa Semoyang, Praya Timur, Selasa (19/9/2023).

LOMBOK – Sejumlah warga yang tinggal di bibir Embung Pare Dusun Batu Gulung, Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah terpaksa mandi dan mencuci pakaian menggunakan air tercemar limbah. Kondisi ini sudah cukup lama dilakukan warga sekitar.

Sementara dengan masuknya puncak musim kemarau tahun 2023, pemerintah belum memberikan solusi apapun kepada warga di sana. Apalagi ini sangat mengancam kesehatan bagi warga yang memanfaatkan air tercemar limbah tersebut.

Pantauan jurnalis Koranlombok.id di lapangan, terlihat kondisi air yang dimanfaatkan warga sudah berwarna dan keruh. Di sana juga banyak terdapat tumpukan sampah rumah tangga seperti plastik dan lainnya. Sementara untuk air dikonsumsi warga, mereka bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah yang disalurkan dengan mobil tangki dua kali sebulan.

Baca Juga  Gubernur Belum Bisa Pastikan Ada Tiket Murah untuk Pelajar

“Tidak ada air mau kita cari kemana, terpaksa pakai ini,” tutur Linep salah satu warga di sana, Selasa (19/9/2023).

 

Linep mengatakan, dirinya bersama warga lainnya selama musim kemarau selalu begini. Bahkan tidak ditutupi mereka merasakan gatal-gatal setelah mandi menggunakan air ini, namun karena tidak ada pilihan warga terpaksa memanfaatkan air ini.

Sementara itu terlihat di samping aliran embung warga membuat sejumlah sumur resapan lengkap dengan pipa-pipa untuk menyedot air dari dalam, namun sumur tersebut kini kering.

Sementara sumur-sumur warga juga kering, mereka harus menunggu beberapa jam agar ada air dari rembesan di dasar embung. Belum lagi terbatas hanya bisa digunakan untuk wudhu dan kakus.

 

“Kalau ambil di sumur dimarah sama yang punya, kalau di sini banyak yang kering ada yang masih airnya tapi jauh-jauh,” ceritanya.

Baca Juga  Caleg PAN yang Nyabu jadi Tersangka

 

Terpisah, Kepala Desa Semoyang, Zulkarnaen membenarkan kondisi masyarakat di pinggiran Embung Pare tersebut mengalami kekurangan air bersih sampai sekarang. Persoalan seperti ini nyaris setiap tahun terjadi pada saat masuk musim kemarau.

 

“Ya tidak semua cuma ada beberapa titik sih, beberapa wilayah lain sudah kita atasi,” klaimnya tegas kepada media.

 

Dijelaskannya, untuk jangka panjang dalam mengatasi persoalan ini pihaknya akan membangun sumur bor dan bagaimana kedepan Bendungan Embung Pare tetap memiliki air.

Sementara itu saat ini air di bendungan memang kering karena adanya perbaikan oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I (BWS NT I).”Kalau sebelumnya itu berdampak dengan suplai air di sekitar situ,” katanya.

Baca Juga  Puluhan Ribu Suara Caleg DPR RI Nanang Samudra Diduga Dicuri

 

Ditambahkan Zulkarnaen, tak hanya di Dusun Batu Gulung, wilayah lain di desa yang dipimpinnya juga mengalami kesulitan air bersih dan pihaknya telah meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Yang terdampak itu dari 22 dusun ada 15 dusun, seperti Dusun Montong Lesung, Dusun Barakliang dan lainnya,” bebernya.

Dampak dari kekeringan ini juga berdampak kepada lahan pertanian cabai milik warga, petani rugi sekitar 1 hektare di Dusun Batu Galang. Namun para petani cabai hanya ada dua orang selain itu lebih banyak warganya yang menanam tembakau.

“Solusinya kita ikhtiar untuk para petani ini disesuaikan jadwalnya ketika ada air,” tutupnya.(nis)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.