Massa Desak Kapolsek Kayangan Mengundurkan Diri

oleh -1310 Dilihat
FOTO ISTIMEWA / Massa aksi damai saat menaburkan bunga di depan Mapolsek Kayangan, Lombok Utara, Jumat (21/3/2025).
banner 1683x2000

 

 

LOMBOK – Ratusan massa melakukan aksi damai menuntut keadilan atas kematian Riskil Watoni. Aksi dimulai dari Patung Kuda Kayangan dan berlanjut hingga Polsek Kayangan. Aksi damai sebagai bentuk protes dan desakan terhadap aparat kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut.

 

Koordinator massa aksi Yanto Anggara menyampaikan bahwa warga meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian Riskil Watoni. Menurut dia, ada dugaan intervensi dari oknum aparat kepolisian dalam penanganan kasus yang dialami korban sebelum ditemukan tewas.

 

“Kami meminta pihak kepolisian untuk bertindak profesional dan transparan dalam menangani kasus ini. Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami mendesak Kapolsek Kayangan untuk mengundurkan diri dari jabatannya,” tegas Yanto.

Baca Juga  Wamenaker Sebut Tingkat Pengangguran di NTB 4,7 Persen

 

Massa juga meminta kepolisian segera menindak penyebaran video yang diduga menjadi pemicu awal permasalahan ini. Video tersebut diketahui disebarkan oleh salah satu karyawan ritel modern yang kemudian memicu reaksi negatif terhadap korban.

 

Di tengah aksi damai, perwakilan keluarga korban Hamdan turut menyampaikan kesaksiannya mengenai sosok Riskil Watoni. Menurutnya, korban adalah pemuda yang memiliki kepribadian baik dan dikenal sebagai pekerja keras.

 

“Sejak kecil, Riskil sudah ditinggalkan ibunya dan hanya tinggal bersama ayahnya. Ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan pekerja keras. Demi pendidikan, dia rela menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bisa membiayai kuliahnya sendiri,” ungkapnya.

Baca Juga  Enam Desa di Lotim Dapat Program PTSL

 

Setelah pulang dari luar negeri, lanjut cerita dia, Riskil Watoni melanjutkan pendidikan dan berhasil meraih gelar sarjana. Tidak hanya itu, korban juga berhasil lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dalam tes terbaru. Keberhasilannya itu menjadi harapan besar bagi keluarganya, mengingat ia adalah tulang punggung keluarga.

 

Namun, harapan itu sirna begitu saja setelah tragedi ini terjadi. Hamdan menyebutkan bahwa keponakannya adalah korban dari fitnah dan tekanan sosial yang membuatnya akhirnya nekat mengakhiri hidupnya.

Baca Juga  Izin Pertambangan untuk Ormas Keagamaan, Kado Buruk dari Jokowi

 

“Kami tidak ingin ada kejadian serupa menimpa generasi muda lainnya. Jangan sampai hanya karena fitnah, seseorang kehilangan nyawa,” tambahnya.

 

Keluarga korban meminta agar keadilan ditegakkan, dan aparat kepolisian diminta untuk bekerja secara transparan serta tidak melindungi pihak-pihak yang mungkin bertanggung jawab atas tragedi ini.

Aksi damai diakhiri dengan tabur bunga di depan Mapolsek Kayangan sebagai mengenang almarhum Riskil Watoni.(red)

 

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.