LOMBOK – Sejumlah sopir angkutan desa (Angdes) memprotes Dinas Perhubungan (Dishub) Lombok Tengah. Mereka merasa terancam hilang mata pencaharian setelah beroperasinya bus antar jemput pelajar.
“Kami sangat dirugikan, ini harus ada solusinya,” kata Herlan salah satu sopir angdes.
Herlan juga mengetahui informasi sejumlah sopir angdes rute Sengkol – Tampar-ampar ikut memprotes ke Dinas Perhubungan. Selama ini, kata dia, para sopir angdes menggantungkan pemasukan setiap hari melalui anak sekolah. Tidak seperti tahun lalu banyak juga penumpang ke Pasar Renteng, tapi sekarang kondisi itu jauh berbeda.
“Rata-rata orang sekarang punya mobil carry, mobil pikap. Sulit dapat penumpang sekarang,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Lombok Tengah, Lalu Herdan mengakui adanya protes dari sopir angdes. Protes itu muncul setelah pihaknya membuka rute antar jemput pelajar Sengkol – Tampar-ampar. Kata Herdan sopir angkutan umum merasa tersaingi dan khawatir kehilangan mata pencaharian.
“Kan kita mempertimbangkan itu juga. Kenapa kita buka di jalur itu karena memang kita lihat kapasitasnya tidak memenuhi dan banyak anak-anak berada di atas carry. Tapi kita sudah mengadakan pertemuan dan menekankan kepada para sopir agar tidak membiarkan anak-anak naik di atas carry,” ungkapnya saat dikonfirmasi via telpon oleh Koranlombok.id, Kamis 6 November 2025.
Dijelaskan Herdan, sejak diluncurkan program ini pada pertengahan tahun ajaran 2025/2026. Layanan bus sekolah telah membuka dua rute awal yakni, Puyung –Tampar Ampar dan Mujur–Tampar Ampar.
“Alhamdulillah responnya sangat baik luar biasa karena kapasitas tempat duduk selalu penuh, bahkan lebih dari kapasitas yang ada,” katanya.
Herdan menambahkan, pada awal bulan Oktober pihaknya kembali membuka rute baru, yaitu Pengadang–Tampar Ampar, Sengkol – Tampar Ampar dan terakhir rute Penujak – Tampar Ampar.
“Alhamdulillah responnya cukup baik,” klaimnya.
Hingga saat ini, terdapat empat unit bus sekolah yang beroperasi dengan total biaya operasional mencapai Rp 150 juta sumber APBD untuk periode Juni hingga Desember 2025.
“Untuk rencana penambahan, kita masih berhitung dan sedang menyusun anggaran agar bagaimana kita tetap bisa melayani anak-anak. Insyaallah program ini akan tetap kita lanjutkan,” tegasnya.(hil)







