Penulis: Erna Sari
Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah IAIH NW Lotim
SARJANA adalah cita-cita banyak orang, bigitupun orang tua. Berharap agar anak-anak-nya mendapat hal yang serupa. Sebab,setelah bergelar sarjana, mereka berharap anaknya dapat bekerja dengan baik. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki taraf ekonomi atau kehidupan yang lebih baik. Tetapi, melihat fakta yang ada, banyak sarjana yang menjadi penganguran. seharusnya para lulus tersebut siap diterima dan diserap pasar. Namun realitanya sering dijumpai sarjana bergelar pengaguran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Liana lulusan Mataram mengatakan bahwa gelar sarjana tidak menjamin seseorang untuk mendapat pekerjaan.
“Salah satun-nya saya,” katanya.
Dua tahun lebih menjadi seorang sarjana dengan jurusan akutansi tidak menjamin dia bisa bekerja. Padahal, surat lamaran sudah dilayangkan.
Dari sudut pandang yang lain,penganguran terdidik disebabkan kaitanya dengan masalah pengalaman, kualitas, kesiapan ataupun skill dalam dunia kerja yang diharapkan pasar masih belum terpenuhi. Hal –hal seperti ini kerap di temui, sehingga menyebabkan kegagalan di dunia kerja. Selain itu, faktor umum penyebab penganguran adalah peningkatan papulasi manusia dan juga ketidak seimbangan antar ketersediaan lapangan pekerjaan dengan pencari kerja. Melihat kondisi seperti ini, kerap kali membuat cemas. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi penganguran. Salah satunya meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan program maggang dan pelatihan, memperluas lapangan pekerjaan, sekaligus memaksa setiap individu menjadi kreatif dan mandiri dalam berbagai hal. Sebab, setiap individu bersaing ketat dalam menempati dunia pekerjaan. Hal tersbut diakibatkan karena jumlah masa tak sebanding dengan luasnya lapangan pekerjaan.(*)