Penulis: Ulfiah Fauziah Mahasiswa UIN Mataram
Dalam era digital, judi online semakin mudah diakses, terutama oleh Generasi Z yang tumbuh dengan internet dan smartphone. Kemudahan ini membuat mereka lebih rentan terhadap dampak negatif judi online, yang sering kali dipromosikan melalui media sosial dan influencer.
Salah satu faktor utama yang membuat Gen Z rentan terhadap judi online adalah gaya hidup digital mereka. Dengan hanya beberapa klik, mereka dapat mengakses berbagai platform judi tanpa batasan geografis atau regulasi yang ketat. Selain itu, adanya fitur permainan yang menyerupai judi dalam video game (seperti loot box) semakin menormalisasi kebiasaan bertaruh sejak dini.
Dampaknya cukup serius. Dari segi finansial, banyak anak muda terjerumus dalam utang karena kecanduan judi online. Mereka sering kali tidak menyadari mekanisme kecanduan yang dirancang dalam platform judi, seperti hadiah acak dan sistem imbalan yang membuat mereka terus bermain. Dari segi psikologis, kecanduan judi dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi, terutama ketika mereka mengalami kekalahan besar. Bahkan, beberapa kasus menunjukkan dampak sosial yang buruk, seperti menurunnya produktivitas akademik dan terganggunya hubungan dengan keluarga serta teman.
Pemerintah dan platform digital perlu lebih aktif dalam mengontrol akses judi online bagi generasi muda. Selain itu, edukasi tentang bahaya judi online harus lebih diperkuat, baik melalui sekolah, media sosial, maupun keluarga. Jika dibiarkan tanpa regulasi dan kesadaran, judi online dapat menjadi ancaman serius bagi masa depan Gen Z, baik secara finansial maupun mental.