LOMBOK – Anggota DPRD Lombok Tengah H. Ahmad Supli melakukan kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat perdana tahun 2025.
Supli reses di Masjid Nurul Islam Leneng, Kelurahan Leneng, Kecamatan Praya. Peserta reses didominasi anak muda.
Supli mengatakan pandangan luar biasa yang disampaikan para peserta reses. “Apa pun masalahnya, kita yang tahu jawabannya. Penyelesaian ada di diri kita. Itu lah mengapa saya biarkan adik-adik saling menanggapi satu sama lain,” katanya.
Dewan Dapil I Praya-Praya Tengah itu ke depan akan membuat perencanaan yang akan dikelola anak muda untuk dimanfaatkan.
“Yang kelola pemuda dengan harapan apa yang disampaikan sekarang ini bisa terealisasi. Tidak ada yang judi online dan aneh-aneh sehingga semua jadi baik dan saleh. Anak saleh akan dapat kebaikan dunia dan akhirat,” tegasnya.
Sebelumnya peserta reses, Hardian Julian Moko menanyakan terkait cara penanganan atau pencegahan judol karena penggunanya sulit diketahui.
Pertanyaan mahasiswa UIN Mataram itu pun langsung dijawab Hamim Balya yang juga merupakan peserta reses.
Menurut Hamim, antara narkoba, maling, dan judol saling keterkaitan. Pelaku narkoba biasanya akan terjerumus juga ke judol dan maling.
“Perlu berantas narkobanya dulu, baru yang lain. Selain itu, Kita harus tingkatkan keimanan karena untuk berhenti hal negatif ini biasanya dari diri sendiri dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah,” katanya.
Suasana reses kian menarik, Wisnu Patrick turut angkat bicara merespons soal maraknya judol dan narkoba.
Pemuda yang sudah malang melintang di kehidupan dunia pariwisata itu merasa prihatin mengetahui adanya anak-anak yang bermain judol.
Akibatnya, kata pria yang karib disapa Polo itu, mereka yang tidak punya penghasilan akhirnya mencuri barang-barang orang tuanya untuk main judol.
“Untuk berhenti judi ini memang harus dari diri sendiri, sih, menurut saya,” ujarnya.(red)