Oleh: Holelul Rahman (Mahasiswa UIN Mataram)
BAU NYALE adalah salah satu tradisi budaya yang paling terkenal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perayaan ini menggabungkan mitos, kepercayaan lokal, dan potensi pariwisata yang luar biasa. Setiap tahun, masyarakat Sasak merayakan datangnya nyale atau cacing laut, yanag dipercaya sebagai bagian dari legenda Putri Mandalika, seorang putri yang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan rakyatnya dari peperangan.
Mitos ini memiliki daya tarik spiritual yang kuat bagi masyarakat lokal, yang menganggap nyale sebagai simbol berkah dan keberuntungan. Di sisi lain, tradisi ini juga menjadi magnet wisata, menarik ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang dan menyaksikan prosesi tahunan ini. Perpaduan antara kepercayaan dan pariwisata ini tidak hanya memperkenalkan kebudayaan Sasak kepada dunia, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi lokal.
Namun, dibalik kemeriahan dan keuntungan wisata, kita harus memastikan bahwa tradisi ini tetap dihormati dan dilestarikan. Penting untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan pariwisata dan pelestarian nilai-nilai budaya. Bau Nyale tidak hanya sekadar acara wisata, tetapi juga merupakan cerminan kearifan lokal yang harus dijaga agar tidak hilang tergerus zaman.
Bau Nyale menunjukkan bahwa kearifan lokal dan pariwisata dapat berjalan seiring, saling memperkaya satu sama lain. Dengan menjaga makna budaya yang mendalam, tradisi ini tidak hanya akan tetap hidup, tetapi juga terus memberikan manfaat ekonomi dan spiritual bagi masyarakat Sasak dan dunia.