Misi Kemanusiaan jadi Topeng Menggoda Warga Muslim Murtad di NTB

oleh -613 Dilihat
FOTO SATRIA TIM DOK KORANLOMBOK.ID / Sepasang suami istri yang mengaku korban dari kelompok hitam. Keduannya mengaku pernah dimandi sucikan akhir Juni 2024.

LOMBOK – Gempa bumi yang mengguncang Lombok tahun 2018 menjadi pintu masuk kelompok hitam untuk menggoda umat muslim keluar dari agama Islam.

Misi dilakukan kelompok hitam ini berhasil. Setidaknya ada 3 ribu warga NTB dikabarkan telah pindah agama. Bukti itu dikuatkan dari pengakuan empat warga Lombok yang menjadi korban dari kelompok hitam yang telah bergerak sejak tahun 2018 silam.

Pada wawancara bersama jurnalis Koranlombok.id, empat korban ini mengaku telah dimandi sucikan dan beberapa kali mereka mengikuti pertemuan untuk mempelajari isi kitab kepercayaan kelompok itu melalui aplikasi di HP android mereka.

“Kalau saya dua kali mengikuti pertemuan itu, lokasinya di rumah seorang bule di Lombok Barat,” ungkap korban inisial KA.

Wanita yang menikah dengan pria asal Bima itu mengungkapkan, dalam kegiatan pertemuan secara tertutup tersebut. Sejumlah warga yang diketahui beragam Islam ini secara bersama-sama di satu ruangan ikut membaca kitab yang ada di dalam aplikasi HP.

“Jadi tuan rumah (bula, red) dia juga hadir dan kami bersama-sama membaca itu semua. Yang jelas kami baca bukan tentang Islam,” ceritanya, Kamis (17/10/2024) di Mataram.

Sebelum masuk barisan kelompok itu, kata wanita asal Kalimantan ini, harus melalui proses mandi suci. Ada juga rekannya dari cerita mereka yang pernah dibaptis atau ritual menyucikan atau memurnikan diri.

Baca Juga  Penonton MXGP Keluhkan Jauh Lokasi Toilet, Salat Terpaksa di Sini

“Jadi ada yang dibaptis di Bali, ya termasuk kami juga di sini,” katanya.

Pengakuan KA, awal mula terjerumus masuk dalam kelompok hitam ini berawal dari pertemuannya dengan beberapa orang relawan di RSUD Provinsi NTB saat gempa tahun 2018. Di sana banyak relawan kemanusiaan yang membantu masyarakat terdampak gempa.

“Jadi saya di sana saling kenal dan tukar nomor HP, mereka dari luar NTB ada dari Kaltim, Pelores dan ada juga seorang bule. Dan kami curigai donatur mereka asing,” sebutnya.

Selanjutnya setelah pertemuan itu, di Palu juga terjadi gempa bumi dan KA melanjutkan misi kemanusiaan ke sana sebelum menikah.

“Dan begitu balik ke Lombok lagi tidak lama kami kembali nyambung berkomunikasi. Saya memang dari awal dikasi kabar teman jika ada kelompok itu di Lombok, saya betul tidak menyangka orang yang saya kenal biasa-biasa saja malah terlibat,” tuturnya.

Saking penasarannya, ia pun memiliki misi dengan sang suami inisial AF untuk bisa lebih dalam mengetahui kelompok tersebut. Namun diakuinya saat masuk di dalam lingkaran mereka, beruntungnya KA bersama suami diberikan hidayah.

Baca Juga  Pasar Hewan Batunyala, Dewan Alimudin Minta Dipercantik

“Kalau menurut data base mereka ada 3 ribu lebih jumlah yang telah bergabung. Iya ini orang masyarakat Lombok bahkan NTB. Ada pernah saya temukan anak SMA, ada juga ibu-ibu, bapak haji,” ungkapnya.

Warga yang telah masuk dalam kelompok ini, kata KA, warga dari Pulau Lombok.  “Kalau luar Lombok Sumbawa misalnya atau Bima saya belum tahu itu,”  ujarnya.

Sementara AF suami dari KA juga mengataka hal sama. Dia bersama sang istri pernah dimandi sucikan sekitar akhir Juni 2024. Selain mereka, ada juga saat itu dua orang warga turut dimandi sucikan.

“Di sebuah kolam di Lombok Barat kami dibasuh kepala kami, dan bacaan itu mereka yang baca. Kami hanya dimasuh bagian kepala saja,” katanya.

Namun di balik ini semua, yakin pria asal Bima itu, pasti ada donatur atau penyedia dana. Bahkan kecurigaannya orang asing. Sebab, dalam beberapa kali bertemu di sana dirinya melihat ada warga Negara asing.

“Katanya orang Australia, tapi ada juga dari Negara lain,” bebernya.

Korban lainnya inisial SA warga Lombok Barat. Janda anak tiga itu mengaku kelompok itu bisa masuk dan membujuk dirinya bergabung diawali putranya lebih awal dikenal. Tidak lama ada seorang ibu-ibu yang katanya dari Sumbawa mendatangi rumahnya. Bahkan pelaku sempat membawakan dirinya beras dan bantuan lainnya.

Baca Juga  Cerita Mistis di Lingkok Rumbuk Kabupaten Lombok Timur

“Memang awal-awal kepedulian mereka luar biasa. Setiap ada masalah saya selalu diberikan semangat oleh ibu itu, ya lama-lama saya jadi nyaman dan itu sudah saya pernah dimandi sucikan juga. Pernah baca kitab mereka melalui aplikasi,” ungkapnya di tempat yang sama.

Anehnya kata SA, selama mengikuti ajaran mereka dirinya tidak dilarang melakukan salat lima waktu dan puasa di bulan Ramadan.

“Katanya itu akan lebih bagus dan sempurna ibadahnya. Tapi kalau mau jujur selama itu saya malas rasanya mau salat lima waktu, ya allah kok bodoh sekali saya,” ungkapnya.

Ada juga seorang nenek-nenek dari Desa Loyok, Lombok Timur inisial SH. Ia mengaku telah dimandi sucikan di sebuah kolam kecil. Namun begitu melihat apa dilakukan kelompok tersebut, kata SH, dirinya mulai curiga dan keras menolak bergabung.

“Saya bilang untuk apa, ini bukan cara orang Islam,” kata nenek asal Desa Loyok tersebut.(red)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.