Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Kesehatan Mental Anak

oleh -91 Dilihat
FOTO ILUSTRASI

Penulis: Depi Triana Putri

Mahasiswa Universitas Negeri Mataram

PERCERAIAN disebut “talaq” dalam bahasa Arab kata thalaq berasal dari kata ithlaq yang berarti “melepaskan” atau “menunda” atau secara harafiah “melepaskan hewan.”

Perceraian adalah putusnya tali perkawinan antara suami dan istri dalam membina rumah tangga yang utuh, kekal dan abadi, sehingga antara keduanya tidak halal lagi bergaul sebagaimana layaknya suami-istri. Dalam buku Mental Hygiene, kesehatan mental berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani keseharian dalam kehidupan; kedua, bagaimana sesorang memandang diri sendiri dan orang lain; dan ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana mengambil keputusan terhadap keadaan yang dihadapi. Kesehatan mental juga mencakup upaya mengatasi stres, krangnya kemampuan beradaptasi, interaksi dengan orang lain, serta berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Baca Juga  Surgaku di Bawah Telapak Kakimu Ibu

Menurut studi terbaru, dampak perceraian orang tua terhadap kesehatan mental anak menyebabkan gangguan kesehatan mental pada anak. Perceraian berdampak pada kehidupan sosial anak, antara lain stres, fobia, kesedihan, kebingungan, dan ketidakmampuan mengekspresikan emosi,kehilangan peran orangtua dan kurang percaya diri. Dampak perceraian juga bisa membuat anak sulit untu dihadapi dan memahami keinginannya. Penulis melibatkan partisipasai beberapa anak yang menjadi korban perceraian orang tua. Perceraian berdampak pada situasi dimana anak merasa kehilangan kasih sayang orang tua. Dampak-dampak ini akan dirasakan sepanjang hidup anak dan dapat menimbulkan trauma bagi perkawinan, sehingga membuat anak merasa tertekan untuk menghadapi kehidpan yang dijalaninya. Anak juga cenderung menjadi pemberontak dan melakukan hal-hal negatif.

Baca Juga  Mata Puisi: Perjalanan Spiritual di Antara Kabut Dosa dan Pencerahan yang (Hampir) Mustahil

Berdasarkan penelitian dampak perceraian orang tua berpengaruh terhadap pendidikan anak, terdapat penurunan konsentrasi belajar anak. Perceraian terdapat dua gangguan kesehatan mental yang  rentan terjadi pada anak korban perceraian orangtua; pertama depresi, keadaan ini ditandai dengan perasaan mudah tersunggung, merasa tertekan, ketakutan, tidak memiliki semangat, merasa sedih, dan menimbulkan konflik dengan teman dan orangtua. Yang kedua; kecemasan, yang di tandai dengan perasaan tegang dan rasa gugup yang terjadi secara tiba-tiba.

Baca Juga  Inventarisasi Masalah Administrasi Dokumen Syarat Pencalonan Pilkada 2024

Untuk mengurangi dampak perceraian diperlukan adanya tindakan, komunikasi antara orang tua dan anak pasca perceraian, serta orangtua perlu adanya perdamaian tanpa ada permusuhan sehingga tidak menimbulkan jejak yang buruk terhadap anak. Pengasuhan anak juga dapat dilakukan secara bergantian oleh orang tua. Melalui kasih sayang kedua keluarga dan dukungan dari guru yang mengasuh anak-anak korban perceraian baik di rumah maupun disekolah, anak-anak menjadi lebih kuat dan berani menghadapi tantangan kelurga.(*)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.