Oleh: Lalu Alfharouq Amri Abdullah (Sekretaris Nasional BEM PTNU)
MENJELANG 100 hari kerja kabinet merah putih, media berita independen telah banyak merilis ketidakmungkinan dan kesulitan pemerintah dalam menunaikan janji-janji politik dan program kerja nya.
Sikap-sikap praktik silo mentality antar kementrian dan lembaga negara menjadi tontonan umum masyarakat. Dengan saling lempar nya tanggung jawab, dengan saling tindihnya kepentingan demi kepentingan. yang pada akhirnya bertujuan untuk meraih eksistensi tiap gerbong masing-masing.
Ketidakselarasan Transisi kepemerintahan sangat kentara diantara Jokowi dan Prabowo. dengan banyak sekali kebijakan sebelumnya yang di evaluasi. Akankah Presiden Prabowo akan terus berlindung di balik bayang bayang jokowi?
Soft Blunder seringkali dilakukan oleh menteri – menteri kabinet zaken ini, menjadi multi tafsir di area masyarakat bawah. Akankah para penerima Kue Kertanegara ini mampu mewujudkan cita cita pertumbuhan ekonomi 8℅ Presiden?
Berikut uraian singkat keanomalian pemerintah KMP.
* Masalah pagar laut, menteri saling pimpong.
* Obral Marwah Perguruan tinggi, dengan imingan konsensus tambang.
* Program MBG menyisakan luka, UMKM Lokal tidak dilibatkan. Menurut mereka setelah diluncurkannya MBG profit mereka rendah. apa solusi pemerintah?
* Ketidakseriusan dalam menuntaskan kasus HAM Berat masalalu
* Tingkat Represifitas Aparat masih tinggi
* Perang elit yang mengakibatkan stabilitas politik diambang batas
* Ambisi Swasembada pangan, Swasembada energi yang akan memakan tanah bumi indonesia yang fantastis.
* Dsb
Akankah Indonesia emas, atau malah Indonesia di ambang batas?
Lakukan Evaluasi!