Penulis: Emika Putri Mahasiswa UIN Mataram
Adat istiadat merupakan warisan budaya yang masih lestari sampai saat ini, Adat istiadat mencerminkan identitas masyarakat disuatu wilayah. Kehidupan sosial harus tetap menjaga nilai-nilai leluhur. Suku sasak di lombok mempunyai salah satu tradisi adat istidat yang dinamakan “Merangkat”. Tradisi ini mencerminkan nilai budaya dan memperlihatkan keunikan adat yang tetap bertahan di tengah perkembangan zaman.
Tradisi merangkat merupakan bagian penting bagi prosesi pernikahan yang dianggap sebagai penghormatan kepada pengantin perempuan di sebagian daerah tepatnya di lombok tengah. Dalam prosesi ini pengantin perempuan dibawa dari rumahnya kerumah laki-laki.
Tradisi merangkat merupakan tradisi dimana untuk menyambut keluarga baru atau calon pengantin perempuan. Merangkat memiliki tata cara yang berbeda-beda khususnya di Lombok Tengah. Pengantin perempuan yang sudah sampai rumah mempelai laki-laki sebelum memasuki rumah kedua pengantin akan melakukan proses membasuh kaki “Bisok Nae” secara bergantian. Pengantin perempuan tinggal duduk menyambut tamu yang datang sampai acara merangkat selesai yaitu jam 00.00 malam.
Tradisi merangkat memiliki nilai gotong royong dan kebersamaan atau bukan sekedar sebagai acara keluarga. Dalam acara merangkat ibu-ibu datang membawa beras, sedangkan pemuda atau remaja membawa ayam hidup kemudian dimasak bersama. Semua makanan dibagikan tetapi untuk mempelai pengantin memiliki bagian khusus seperti satu ekor ayam utuh dan satu butir telur rebus. Warga yang ikut serta dalam acara merangkat tidak boleh makan sebelum telur dipecahkan oleh pengantin perempuan.