LOMBOK – Sapi jenis simental bernama Wisang Geni dengan bobot 1,50 ton sapi kurban dari Presiden RI, Prabowo Subianto yang akan dibagikan kepada masyarakat pada momen Hari Raya Idul Adha tahun 2025.
Sapi ini milik Ahmad Syamsir peternak asal Lingkungan Krajak, Kelurahan Sasake, Kecamatan Praya Tengah yang telah dipelihara selama 1,5 tahun.
“Kemarin kita sampaikan ke Sekretaris Kepresidenan, sudah kita kirim surat ketarangan kesehatan hewannya yang diterbitkan oleh pejabat veteriner Lombok Tengah,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Idham Khalid pada Senin, (19/5/2025).
Kata Idham, syarat minimal bobot sapi kurban presiden harus menyentuh angka 800 kilogram, sementara itu sapi ini pada pemeriksaan terakhir memiliki bobot sebesar 900 kilogram. Namun selang dua bulan bobot sapi semakin besar mencapai 1,50 ton.
Nantinya sapi tersebut akan dikurbankan di masjid yang terdapat banyak masyarakat miskin dan lingkungan yang luas serta bisa dijangkau oleh angkutan.
“Jadi itu di SK kan melalui bupati nanti, rencananya akan dikurbankan di Masjid Ummul Huda di Batujai,” ujarnya.
Pemilik sapi, Ahmad Syamsir tak menyangka sapi peliharaannya dilirik oleh pihak istana untuk dijadikan hewan kurban dari Prabowo Subianto.
“Alhamdulilah kami peternak rakyat ini ada apresiasi dari pemerintah ini kami syukuri, ada hasil dari perjuangan kami dan merasa diapresiasi usaha kami ini, merasa dihargai,” ucapnya.
Cerita pria lulusan Teknik Sipil Universitas Merdeka Malang tersebut, awalnya ia diberikan surat oleh Pemkab Lombok Tengah untuk pemilihan sapi kurban milik presiden.
Selanjutnya sapi yang telah dipeliharanya sejak tahun 2024 tersebut setelah diperiksa memiliki bobot di atas 800 kilogram. Saat ini harga sapi tersebut masih dalam tahap negosiasi, ia membuka harga kepada pihak Sekratiat Presiden dengan harga Rp 120 juta.
“Nanti kami akan diberikan surat untuk penawaran negosiasi lagi. Untuk daging yang dihasilkan nanti kurang lebih mungkin bisa 600 kilogram,” ujarnya.
Sementara itu selama selang dua bulan agar mencapai bobot yang diharapkan, sapi hasil ternaknya tersebut diberikan pakan dengan kualitas premium selain itu juga diberikan puree dengan sumber gizi lainnya.
“Karena Banpres kita rawat mandikan tiga kali sehari dengan shampo khusus dan kami pijat,” ceritanya.
Ia mengatakan telah memulai usaha ternak sapi eksotis seperti limosin, simental dan brahman dengan bobot yang besar tersebut sejak tahun 2023 lalu.
Hal tersebut dipilihnya karena belum banyak yang mencoba menternakan sapi-sapi jenis tersebut di Lombok dibandingkan sapi lokal, kendati dari segi pakan dan perawatan cenderung lebih sulit.
“Di sini kami ada dua pola, pembibitan dan ada juga pembesaran. Jadi kami beli sapi yang bobotnya 600 atau 700 kilogram kemudian kami lakukan penggemukan,” ceritanya.(nis)







