LOMBOK – Sejumlah warga pengguna air di Embung Surabaya Desa Monggas, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah melakukan protes ke Kantor OP Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 Praya, Selasa (30/5/2023).
Warga protes lantaran pembagian air untuk lahan pertanian mereka terganggu selama beberapa hari terakhir. Sementara pengerjaan pintu air belum rampu sampai sekarang, belum lagi tersumbatnya penyaluran air karena tumpukan sampah. Jika ini dibiarkan maka petani di sana terancam gagal panen. Tanaman mereka saat ini sedang membutuhkan air.
“Terancam pak karena beberapa hari tertunda,” tegas koordinator Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Embung Surabaya, Herman.
Diakuinya, telatnya penyaluran air karena adanya pengerjaan di Jurang Sate yang seharusnya 21 sampai 23 Mei 2023, namun diundur menjadi 24 sampai tanggal 27 Mei 2023. Herman menegaskan, pihaknya bersama dengan pengamat telah melakukan koordinasi dua minggu lalu untuk mengisi air di Embung Surabaya, tetapi permasalaha tersebut belum ada jawaban dari pihak pemborong dan OP BWS NT I.
“Sekarang ini sebenarnya bisa mengalir ke sawah petani tapi kecil pak, kadang-kadang petani pompa lagi pake mesin jadi tambah biaya,” terangnya.
Menurut Herman, berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) luas lahan yang dialiri air irigasi 300 hektare di beberapa kelurahan dan desa. Antara lain Semayan, Sasake, Lajut, Penujak, Bonder, Pujut. Warga melakukan aksi protes ini karena kondisi emergency, padi petani saat ini sangat membutuhkan air.
“Di musim tanam kedua ini kami baru sekali minta giliran normatifnya harusnya dari bulan kemarin. Kita minta supaya di support karena kondisi padi sedang butuh air lah,” tegasnya lagi.
Herman memperkirakan lahan yang ada sekarang lebih dari 300 hektare sesuai dengan Perbup, ia meminta lahan sesuai Perbup tersebut tetap mendapatkan air. Selain itu pihaknya meminta bantuan Dinas Pemadam Kebakaran untuk memompa air embung.
Di tempat yang sama, Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) OP BWS Nusa Tenggara I Praya, H. Sahnal mengungkapkan pengerjaan pintu air terkendala alat. Pihaknya berjanji akan dilakukan perbaikan dalam waktu dekat. Pintu air ini katanya, tengah dibahas di Kementerian PUPR dan diharapkan bisa dikerjakan akhir tahun 2023.
“Mudahan ini dikabulkan,” kata Sahnal.
Dijelaskannya, selain itu akan ada penyelam nantinya menunjukkan atau mengarahkan selang air ke area yang tersumbat. “Kita turunkan mobil pemadam untuk sedot,” janjinya.(nis)