LOMBOK – Afifah Jilan Mastna, mahasiswi Universitas Ruprecht Karl Heidelberg, Jerman asal Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah ditunjuk pimpin pertemuan mahasiswa se-Asia Tenggara di Eropa, Jerman. Dalam pengurus PPI Jerman, Afifah merupakan Kepala Bidang Hubungan Internasional.
Sementara, Acep Somantri selaku Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt membuka secara resmi kegiatan SEA Student Summit 2023. Acara utama berisikan seminar yang mengenalkan perspektif Eropa dalam melihat dan menanggapi ekonomi hijau yang dibawakan oleh, Mirriane Mahn (Aktivis politik Jerman) dan dimoderatori oleh Sekar Yunita.
“Peserta diajak lebih dekat untuk mengidentifikasi situasi dan kondisi yang ada di Asia Tenggara. Bersama dua pembicara yang aktif dalam bidang ekonomi dan energi transisi, Bapak Faisal. H Basri (Ahli Ekonomi Indonesia) dan Giovanni Maurice Pradipta (Penasihat Kebijakan di Germanwatch) yang dimoderatori oleh Muhammad Aldo Farizky,” terang Afifa dalam keterangan resminya diterima Koranlombok.id.
Ditambahkan dia, seminar ini berhasil membuka ruang diskusi di antara peserta. Berbekal dua seminar yang telah dilalui sebelumnya, peserta diajak untuk menyampaikan pandangan, ide, dan gagasan yang dimilikinya terhadap isu dan permasalahan ekonomi hijau di Asia Tenggara secara aktif melalui Focus Group Discussion.
Disamping itu, SEA Student Summit yang baru saja selesai diselenggarakan di Goethe University Frankfurt telah meninggalkan kesan mendalam bagi pelajar Asia Tenggara, menggalang pemberdayaan, kolaborasi, dan inspirasi.
“Acara organisir oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman bekerjasama PPI Frada, PPI Giessen, TSVD (Thai Studenten – Verein in Deutschland) dan MGSS (Malaysian – German Students’ Society),” bebernya.
Disampaikannya, kegiatan ini melampaui ekspektasi, memberikan pengalaman transformatif bagi para peserta.
Dalam acara ini, tidak hanya pertukaran pengetahuan, budaya – budaya Asia Tenggara yang kaya memiliki daya tarik istimewa yang ditampilkan. Pada tahun ini, SEA Student Summit 2023 menampilkan penampilan budaya yaitu, Tari Piring asal Minangkabau, Indonesia, nyanyian lagu tradisional dari Malaysia, hingga penampilan Muay Thai dan Tarian Sod Soi Ma La‘ dengan iringan lagu Beauty in the Moonlight dari Thailand.
“Acara ini tentunya memfasilitasi koneksi yang bermakna dan mendorong kolaborasi di antara peserta, membuka jalan bagi persahabatan dan kemitraan seumur hidup yang melampaui batas,” terangnya.
“Melalui kolaborasi dan kerjasama antar pelajar ASEAN diharapkan dapat mendorong semangat dan partisipasi anak muda ASEAN dalam bersama mewujudkan visi komunitas ASEAN,” sambungnya.
Putri dari pasangan Hasan Masat dan Nurul Indah Wijayanti ini menambahkan, acara berlangsung tanggal 1 Juli 2023 dengan mengumpulkan mahasiswa dari berbagai negara di Asia Tenggara. Ini merupakan sebuah perayaan yang meriah tentang budaya dan pengetahuan.
“Acara ini mengusung tema ”Green Economy: A Key To Long-Term Economic Growth?,” bebernya lagi.
Selanjutnya, para peserta diajak untuk berdiskusi secara aktif dan kritis terhadap konsep dan implementasi ekonomi hijau dengan merefleksikan situasi yang ada di Asia Tenggara.
Terpisah, orangtua dari mahasiswi ini Hasan Masad mengaku jika putrinya ini masih tercatat sebagai mahasiswi semester dua di Universitas Ruprecht Karl Heidelberg.
“Sekarang masih di Jerman,” katanya saat dihubungi.(dik)