Ratmilah, 53 tahun merupakan seorang guru honorer yang puluhan tahun mengabdi di TK PGRI Awang, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Gara-gara ingin merubah nasib, dia juga pernah memutuskan diri merantau menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Jeddah, Arab Saudi.
………………………………………………..
RAUT gembira terpancar dari wajah Ratmilah seorang guru honorer yang baru saja menerima SK pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) di halaman Kantor Bupati Lombok Tengah, Kamis (21/4/2024).
Ratmilah merasa terharu karena sudah 20 tahun lamanya mengabdi sebagai guru di TK PGRI Awang, Kecamatan Pujut dan sekarang diangkat menjadi pegawai kontrak pemerintah.
Ia begitu bahagia karena apa yang menjadi mimpinya terkabulkan. Menurut dia, diangkat menjadi pegawai kontrak seperti suatu hadiah yang sangat berharga bagi dirinya.
“Walaupun saya menikmati cuma 6 tahun dan akan pensiun, tapi tidak pernah berhenti bersyukur dan berterimakasih kepada Allah apalagi sekarang mendapat P3K,” tuturny kepada media.
Ratmilah bercerita, sebelumnya ia termasuk dalam guru yang terdaftar dalam honorer K2 dan telah mendapatkan sertifikasi. Wanita kelahiran Dusun Bara Lantan, Desa Gapura ini mengaku terkadang merasa malu dan getir terhadap nasibnya selama menjadi guru honorer, sebab banyak dari muridnya yang pernah diajarnya terlebih dahulu lebih awal menjadi ASN.
“Nasib ya sudah digariskan sama yang maha kuasa,” ucapnya.
Tetapi katanya, putra semata wayangnya selalu mendorong untuk tetap mengabdi menjadi guru karena memiliki alasan. Dorongan itu semua lantas menjadikan dirinya kuat menjalani kehidupan sebagai guru honorer dengan gaji yang malu diceritakan.
Cerita dia, sebelum menjadi seorang guru seperti saat ini siapa sangka Ratmilah pernah menjadi TKW. Cara ini dia ambil karena keterbatasan ekonomi dan selama 7 tahun merantau, namun cita-citanya sebagai guru tak pernah padam.
Wanita lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Lombok Timur tersebut beberapa bulan pasca pulang merantau langsung melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan Pendidikan Sastra dan Bahasa Universitas Mataram, serta jurusan PGTK di Universitas Hamzar.
Sementara itu saat awal mengajar dirinya dan keluarga tinggal selama beberapa tahun di rumah dinas milik sekolah, namun sekarang ia dapat tersenyum karena statusnya saat ini telah diangkat sebagai pegawai.
“Karena kan waktu itu peraturannya untuk guru harus kuliah S1,” ujarnya.(nis)