LOMBOK – Sekretaris Daerah Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya mengatakan masalah tuntutan para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) terkait tambahan penghasilan (Tamsil) merupakan masalah regulasi. Katanya, masalah itu pihaknya menunggu bagaimana regulasi nantinya.
“Ini kan persoalan regulasi saja yang belum memungkinkan untuk mengakomodir aspirasi mereka,” tegasnya kepada media pada, Jumat (17/1/2025).
Kata Sekda, selama ini gaji ke – 13 dan sertifikasi dibayarkan oleh Kementerian Agama dan belum ada pengalihan ke Pemda, sedangkan gaji mereka dibayarkan oleh Pemda Lombok Tengah.
Diketahui selama 2023 sampai 2024, Tamsil guru PAI yang dikatakan mereka sebesar 100 persen THR, TPG dan TPG belum dibayarkan.
“Nah itu yang kita herankan kok sudah berjalan 2 tahun muncul, selama ini kan nggak pernah ada (pengalihan, red),” tegas Firman.
Disamping itu kepada media, Ketua DPD AGPAI Lombok Tengah, M. Syar’i berharap ada jalan keluar terkait masalah yang dihadapi rekan-rekannya.
“Insyaallah kami sangat yakin sekali Pemda akan mencari solusi dan regulasi yang baik sehingga tidak ada yang dirugikan,” yakinnya.
Dalam pembayaran Tamsil, masih belum jelas apakah akan dibebankan kepada Pemda atau dibayarkan oleh Kementerian Agama.
Kendati mereka merupakan ASN yang digaji oleh Pemda Lombok Tengah, pembayaran sertifikasi dan TPG mereka selama ini dibayarkan oleh Kementerian Agama.
Tamsil tersebut pada tahun 2023 telah dibayarkan kepada Guru PAI di tingkat SMA dan SMK sebesar 50 persen gaji pokok, sementara itu pada saat ini Guru PAI di jenjang lainnya masih belum mendapatkan tamsil yang dijanjikan pemerintah sebesar 100 persen gaji pokok.
“Antara ASN guru PAI yang mengajar di TK, SD, SMP, semuanya masih belum diakomodir untuk mendapatkan Tamsil tahun 2024,” ungkapnya.
Dibeberkan jumlah guru PAI di Lombok Tengah secara keseluruhan sebanyak 1.404 orang dengan rincian di tingkat TK 91 orang, di SD 876 orang, di SMP 267 orang, di SMA 82 orang dan di SMK 65 orang serta di SLB 9 orang.
Sementara itu jumlah guru yang telah mendapatkan sertifikasi sebanyak 526 orang dari semua jenjang, kemudian yang belum sertifikasi 878 orang.(nis)