Penolakan LARAP Dam Mujur, Gubernur Iqbal: Lebih Baik Mengandalkan Irigasi yang Ada

oleh -1109 Dilihat
FOTO ANIS PRABOWO JURNALIS KORANLOMBOK.ID / Gubernur NTB (Lalu Muhammad Iqbal)
banner 1683x2000

 

 

LOMBOK – Sampai dengan detik ini warga Desa Lelong, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah masih keras menolak Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) pembangunan Dam Mujur.

Mendengar kabar ini, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal mengatakan terkait permasalahan rencana pembangunan DAM Mujur dia yakin bisa diselesaikan proses LARAP dan dilanjutkan.

 

Namun menurut Iqbal, daripada memikirkan pembangunan infrastruktur baru lebih baik mengandalkan saluran irigasi yang ada lebih dahulu di wilayah Mujur yang ada sejak tahun 90 an. Dimana sekarang saluran itu dalam kondisi tersedimentasi dan belum bisa beroperasi.

Baca Juga  PH Mantan Bendahara BLUD RSUD Praya Menilai Jaksa Tidak Cermat

 

Iqbal yakin, lahan tadah hujan di wilayah selatan akan tersentuh air irigasi jika revitalisasi saluran irigasi di wilayah Mujur dapat dilakukan.

“Makanya kita minta bantuan kepada pemerintah pusat agar kita bisa merevitalisasi itu, karena kalau saja berjalan paling tidak ada 20 ribu hektare lahan di wilayah selatan bisa berdampak,” kata gubernur di lokasi panen raya Desa Teruwai, Lombok Tengah, Senin (7/4/2025).

 

Sementara itu Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri mengatakan sampai saat ini masih ada kendala terkait rencana pembangunan Bendungan Mujur.

Baca Juga  Muak Diiming-imingi Pemkab, Guru Bongkar Kecurangan Seleksi P3K di Lombok Tengah

Diungkapkan Pathul, proses LARAP mendapat penolakan dari masyarakat karena mereka khawatir lahan yang diambil tidak mendapatkan uang ganti rugi dengan nilai sesuai. Bupati Pathul menyampaikan hal ini secara langsung di acara panen raya serentak bersama Gubernur NTB di Desa Teruwai.

 

“Untuk mencatat itu saja namanya LARAP, nah pendapat masyarakat begitu mereka datang berpikir berapa gantinya, ini yang buat perang pak. Maka perlu tersosialisasi dan lama sekali dulu pernah TNI turun,” ungkapnya.

 

Dibeberkan bupati, anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan sekitar Rp 800 milliar, dan hal tersebut perlu kesabaran masyarakat karena banyak fasilitas umum seperti masjid, sekolah dan madrasah yang terpaksa harus dipindahkan jika rencana pembangunan DAM Mujur jadi dilaksanakan.

Baca Juga  Bupati Pathul Tegaskan, Tidak Pernah Intervensi Kades Soal Nama Jembatan 459

 

Diceritakan bupati, saat menurunkan tim konsultan yang hendak melakukan proses LARAP dan sering mendapatkan penolakan sampai dengan penyerangan oleh warga, sedangkan batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah kabupaten telah habis.

 

“Akhirnya waktu limit, ini waktu LARAP selesai belum diselesaikan oleh konsultannya. Waktu yang menjadi soal karena penganggaran itu panjang juga, nah ini harus dilanjutkan,” tegasnya.(nis)

 

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.