LOMBOK – Siapa yang menyangka hasil dari limbah batok kelapa dan limbah kayu bisa membesarkan nama Lalu Surya Bakti warga Dusun Buntimba, Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah ini di luar. Hasil tangan pria ini sukses dieskpor ke tiga Negara. Di antaranya, Qatar, Turki, bahkan Belanda.
………………………………………………………
SURYA panggilan akrab sang pengrajin batok kelapa ini. Ia mengaku terinspirasi membuat kerajinan itu pada tahun 2020 saat virus covid – 19 melanda sebagian besar dunia. Apalagi dia sendiri merasakan dampaknya langsung.
Selain itu, dia mengatakan dimana dirinya dibesarkan oleh orangtua dari hasil sebagai pengrajin gerabah. Karena bahan bakunya sudah tidak ada sehingga mereka coba menggunakan bahan baku limbah batok kelapa yang melimpah.
Hasilnya, berbagai bentuk kerajinan dari batok kelapa berhasil dibuat Surya. Antara lain seperti bentuk kalung, kendi, gelas dan mangkok dari limbah batok kelapa dan berbagai bentuk jam dinding bahkan piala dari limbah kayu. Hasil tangan ini sukses dipasarkan ke beberapa daerah di Indonesia waktu itu. Seperti Buton, Jayapura dan Jakarta Selatan. Namun di balik itu semua, Surya mengakui hasil tangan ini sempat diekspor ke luar negeri bahkan produknya ini tampil di pameran.
“Alhamdulillah setiap event di NTB selalu dapat undangan pameran, bahkan kita sudah dapat undangan untuk pameran di Belanda tapi saya rasa itu ada permainan,” ungkapnya kepada media, Rabu (26/4/2023).
Diceritakannya, pihak lembaga saat itu meminta dirinya mengeluarkan biaya transportasi sebesar Rp 26 juta. Gara-gara ini, Surya mengundurkan diri karena dirinya berpikir belum tentu di Belanda mendapatkan uang hasil penjualan sebesar itu.
“Itu alasan saya mengundurkan diri,” ceritanya.
Dijelaskannya, dalam membuat kerajinan ini dia menggunakan alat bantu seperti amplas, gergaji, bor, gerinda, screw saw. Ia mengaku dalam sehari bisa memproduksi tiga hasil kerajinan dan tergantung bahan. Saat ini, ia hanya terkendala mesin bubut kayu yang belum dimiliki. Dia memastikan, jika itu ada maka akan lebih cepat untuk membuat.
Kedepan dirinya berharap tidak hanya dari batok kelapa, tapi juga dapat mengembangkan produk dari buah kelapa untuk dibuat sebagai sabun, minyak CPO, dan kosmetik.
Melalui usahanya ini, Surya berharap dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan dampak terhadap lingkungan karena bahan baku kerajinan itu limbah yang tidak digunakan dan mudah diperoleh.
“Insyaallah kalau ada rezeki lebih kita akan proses daging kelapa biar tidak sia-sia akan kita buat sebagai sabun, handbody, makeup, PCO dan tepung kelaps. Nanti kita minta bantuan dengan teman kami yang ada di Denpasar untuk mengadakan pelatihan di sini,” kata Surya.(nis)