LOMBOK – Sebanyak 11 orang penerima program beasiswa kedokteran dari Yayasan Yatim Piatu dan Dhuafa Tersenyum milik Pemkab Lombok Tengah dinyatakan tidak lolos. Bagaimana nasib mereka sekarang?
Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri menegaskan pihaknya sudah menyiapkan solusi bagi mereka yang tidak lolos. Pathul memastikan soal ini tidak ada masalah.
“Nanti kita masukan mereka di apoteker, bidan, kesehatan dan lainnya. Ini solusi dari kami, jadi tidak ada masalah ya,” tegas bupati kepada awak media, Senin (4/9/2023).
Soal muncul statement dari keluarga penerima beasiswa Ida Sulfiana dari Desa Jago yang tidak lolos. Dimana pengakuannya akan dijaminan lulus oleh bupati.
“Ida itu kemarin sekolah di yayasan saya, maunya kami dia (Ida, red) lulus. Tapi mau bagaimana lagi, ini kelulusan murni,” katanya tegas.
Dijelaskan bupati, kondisi ini juga membuktikan bahwa pihak universitas tidak bisa diintervensi. Ida yang merupakan santri di yayasan milik bupati pun tidak bisa dibantu.
“Ingat sumber program ini dari sedekah orang, saya rasa pihak universitas juga tidak akan berani,” katanya.
Ditambahkan bupati, Ida Sulfiana ini tidak lolos hasil uji kompetensi dan grade tidak bisa. Bukan hanya dia, banyak juga calon dokter jalur umum berhenti di tengah jalan. Sementara jika bicara keinginan dan harapan, kita semua berharap semua mereka bisa lolos dan menerima program beasiswa kedokteran tersebut.
Disamping itu, untuk pembiayaan penerima program beasiswa kedokteran dibiayayai dari yayasan yang didirikan pemerintah. Sementara sejauh ini, ada delapan orang yang lolos masuk fakultas kedokteran di Unram dan Unizar.
Dijelaskan politikus Gerindara itu, di Unram terdapat delapan orang yang diterima dengan menghabiskan biaya Rp 900 juta. Belum lagi biaya lainnya. Untuk Unizar ada lima orang degan perkiraan biaya dihabiskan Rp 600 sampai 700 juta. Ini juga belum termasuk biaya lainnya.
“Ada bayar lain lagi, biaya praktek ada lagi dan lainnya. Yang jelas kita akan selesaikan mereka semua,” janji Pathul.(nis)