LOMBOK – Seorang warga di Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah diduga mengalami gejala cacar monyet atau monkeypox. Data warga ini masih dirahasiakan identitasnya.
“Sekitar tanggal 1 November sudah ada satu terlapor di Desa Labulia wilayah Puskesmas Ubung, masih suspek bukan sudah ada hasil diagnostiknya tapi memiliki ciri-ciri yang sama,” terang Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Putrawangsa pada jurnalis Koranlombok.id, Senin (6/11/2023).
Ditegaskannya, untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya dan petugas kesehatan dari Puskesmas Ubung melakukan pengawasan di Desa Labulia pada hari Minggu lalu, dengan melakukan inspeksi, wawancara, analisa gejala dan juga mengobservasi kondisi pasien dengan alat pelindung diri lengkap.
“Kita juga lihat bercak dan luka karena ini diakibatkan oleh virus saya minta teman-teman menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap untuk antisipasi,” bebernya.
Dijelaskan Putra, sebelumnya terduga penderita virus cacar monyet tersebut awalnya sempat memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Daerah Patuh Patut Patju (Tripat) di Gerung, Lombok Barat pada Senin, 30 Oktober 2023. Selanjutnya, Kamis, 2 November 2023 melakukan kontrol di Puskesmas Ubung dan diberikan sejumlah obat dan vitamin untuk mengatasi gejala yang muncul sementara.
Kemudian melakukan pemeriksaan Suspek telah disarankan oleh rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut di RSU Provinsi NTB, namun pasien menolak dan lebih memilih melakukan isolasi mandiri di rumah, untuk antisipasi pihaknya akan melakukan pengawasan sampai 14 hari.
“Sampai hari ini pasien istirahat di rumah dan diminta meminum obat yang telah diberikan,” katanya.
Sementara ini belum ada arahan untuk pemberian vaksin virus cacar monyet dan baru hanya arahan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sesuai dengan surat dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB yang dikeluarkan pada Oktober 2023 lalu.
Ditambahkan dia, adapun gejala virus cacar monyet antara lain sakit kepala, demam lebih dari 38 derajat celcius, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit punggung, lesu dan muncul seperti cacar di kulit yang disebabkan oleh virus monkeypox.
“Jadi memang untuk sementara waktu dalam surat edaran itu kalau ada yang memiliki gejala itu untuk tidak kontak langsung, kalaupun ditemukan pasien yang mengalami hal tersebut segera dipisahkan,” serunya.
“Untuk sementara waktu kan hanya menghilangkan simtom atau gejalanya, kalau misalnya panas diberikan obat penurun panas, kalau dia lemah diberikan vitamin. Sampai hari ini baru satu orang suspek usianya 22 tahun,” sambungnya.(nis)