Haidir Ali Sultan merupakan anak yatim piatu penerima program beasiswa S1 sampai S3 atau doktor. Program ini dia terima dari Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD. Haidir merupakan salah satu santri dari Pondok Pesantren Darul Atqia Dusun Embung Duduk, Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.
Sosok santri satu ini bakal melanjutkan jenjang perguruan tinggi nanti di Universitas KH Abdul Chalim, Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto. Selain dia ada juga sembilan santri penghafal Alquran lainnya menerima program beasiswa gratis tersebut. Berikut catatan jurnalis Koranlombok.id.
…………………………….
DIA, Muhammad Haidir Ali Sultan tidak pernah menyangkan bisa meneruskan sekolahnya ke jenjang lebih tinggi S1 sampai S3. Dari itu Haidir sangat bersyukur.
Pemuda kelahiran 2005 silam tersebut mengatakan sangat berterimakasih kepada Mahfud MD yang telah memberikan akses pendidikan tinggi gratis kepada dirinya.
“Alhamdulilah saya sangat bersyukur sekali mendapatkan beasiswa ini, saya pikir-pikir dahulu akan mengambil jurusan apa nanti,” katanya kepada jurnalis Koranlombok.id, Selasa (25/12/2023).
Ia bercerita sejak 4 tahun dirinya mulai menghafal Alquran dan berkat usahanya tersebut saat ini dia mendapatkan program beasiswa. Kata anak bungsu dari tiga bersaudara itu, memiliki motivasi besar menjadi seorang penghafal Alquran demi kedua orangtuanya yang telah tiada, dan dengan menghafal firman tuhan berharap bisa selalu memberikan kebaikan kepada mereka.
“Alhamdulilah sekarang sudah hafal 30 juz,” bebernya.
Haidir menuturkan, ayahnya meninggal dunia sejak dirinya duduk di bangku SMP, sementara itu ibu menyusul berpulang saat dia baru duduk di Kelas X Madrasah Aliyah.
Sepeninggalan kedua orangtuanya, dia tinggal bersama kakak keduanya sementara itu kakak tertuanya merantau ke luar daerah. Tapi dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di asrama ketimbang pulang ke rumah yang masih dalam satu dusun dengan Ponpes tempat belajar dan menghafal Alquran.
“Menghafal ini memang sangat sulit, dalam sehari kita hanya mendapat setengah muka (halaman, red),” ceritanya.
Dia juga belajar menjadi seorang pemimpin, dimana sekarang menjadi Ketua OSIS pertama di madrasah yang baru beberapa tahun berdiri tersebut. Pengalaman lainnya selama menjadi santri, ia pernah mewakili Kecamatan Pujut, Praya dan Jonggat dalam lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di mata lomba Syarhil Quran dan tampil di bagian pidato.
Pemuda ini berharap dengan ilmu yang didapat melalui beasiswa yang diberikan, ia dapat mengabdi sebagai guru di pondok tercintanya dan dapat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
“Khususnya bagi masyarakat Dusun Embung Duduk,” harapnya.(nis)